Kemenkes Dorong Imunisasi Lanjutan pada Anak

0
535

Kementerian Kesehatan mencanangkan program Imunisasi Kejar, yang menyasar anak-anak yang belum diimunisasi. Dalam Pekan Imunisasi Dunia, Indonesia berharap dapat meningkatkan capaian imunisasi pada anak, dan mendorong pemberian imunisasi lanjutan untuk meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit.

Kementerian Kesehatan mendorong masyarakat untuk membawa anak-anak untuk memperoleh imunisasi dosis lanjutan, selain pemberian imunisasi dasar lengkap. Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementrian Kesehatan, Prima Yosephine, mengatakan imunisasi dasar pada bayi tidak cukup memberikan perlindungan sehingga perlu diberikan imunisasi lanjutan atau booster.

“Imunisasi yang selama ini kita berikan hanya pada bayi dalam bentuk imunisasi dasar, itu tidak cukup untuk memberikan perlindungan. Harus dilanjutkan dengan booster, atau pemberian imunisasi lanjutan kepada kelompok usia yang lebih tua, yaitu kepada balita yang kita berikan di umur 18 bulan, kemudian kepada anak sekolah lewat bulan imunisasi anak sekolah,” ujar Prima.

Ditambahkannya, imunisasi merupakan suatu tindakan atau upaya menumbuhkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit pada diri seseorang, sehingga bila suatu saat terpapar penyakit, maka orang itu tidak akan sakit, atau hanya memiliki gejala ringan. Kementerian Kesehatan, kata Prima, telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengoptimalkan capaian vaksinasi pada anak yang belum memperoleh imunisasi dasar lengkap. Imunisasi Kejar menjadi salah satu upaya untuk melengkapi imunisasi yang belum diterima bayi atau anak-anak.

“Strategi khusus kita lakukan sesuai kelompok umurnya, kalau untuk bayi dan balita kita lakukan pelacakan serentak, kemudian kita lakukan imunisasi Kejar, untuk bisa melengkapi status imunisasinya. Kemudian kita identifikasi anak batita, bawah tiga tahun yang terlambat, yang belum lengkap untuk segera kita lengkapi,” tukasnya.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan capaian imunisasi dasar lengkap di tahun 2021 mencapai 84,2 persen, atau masih dibawah target nasional sebesar 92,6 persen.

Selain itu sejak tahun 2019-2021, sekitar 1,7 juta anak di Indonesia masih belum diimunisasi dasar lengkap. Hal ini, kata Prima, tidak lepas dari berbagai penolakan imunisasi di masyarakat, serta dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan orang tua enggan membawa anak untuk diimunisasi. Prima menegaskan, pemberian vaksin aman dan mampu mencegah terjadinya wabah penyakit yang dialami anak atau balita.

“Kita masih juga menemukan penolakan dari pemberian imunisasi terkait adanya isu-isu negatif yang beredar di masyarakat, isu halal-haram, dan juga takut akan KIPI yang terjadi. Kemudian manajemen penyimpanan vaksin di beberapa fasilitas kesehatan terutama swasta yang masih belum sesuai dengan standar. Dan kapasitas, jumlah dari tenaga kesehatan yang melakukan layanan imunisasi ini juga di beberapa daerah masih terkendala.”

Imunisasi Lengkap Pastikan Perlindungan Kesehatan Anak

Arifianto, dokter spesialis anak yang juga Champion Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memastikan imunisasi sangat penting untuk memastikan perlindungan serta pencegahan penyakit pada anak sejak usia dini. Imunisasi dasar lengkap dan lanjutan kata Arifianto, harus diberikan sesuai waktu yang ditentukan, untuk mencegah terjadinya wabah penyakit, khususnya yang menyerang anak-anak.

“Ketepatan waktu imunisasi ini, itu tetap terjaga. Karena, imunisasi itu selain harus ikut dengan jadwal yang ada, sebisa mungkin harus timing atau tepat waktu. Ini penting, terbukti dengan ketepatan waktu imunisasi sesuai dengan jadwal, tingkat kekebalan masyarakat itu akan tercapai terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I, dan ini dalam skala luas akan mencegah terjadinya wabah,” kata Arifianto.