Metaverse adalah ruang virtual yang nantinya dipakai di seluruh dunia. Kapan hadir di Indonesia dan bakal seperti apa?
Country Director Meta Indonesia, Pieter Lydian mengatakan perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini ikut berkomitmen mengembangkan Metaverse. Metaverse diprediksi akan lumrah digunakan di masa depan.
“Itu akan terjadi 5-10 tahun lagi. Tidak ada satupun negara yang siap saat ini,” kata Pieter di Jakarta, Kamis (21/4/2022) malam.
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) barulah awalan untuk mengakses Metaverse. Teknologi VR pun diramalkan akan menjadi lebih canggih, sederhana dan murah di masa depan. Pieter percaya Metaverse membuka peluang untuk mendorong ekonomi digital di Indonesia di masa depan.
“Nanti bisa ada transaksi di Metaverse. Yang paling penting adalah infrastruktur konektivitas seperti Palapa Ring dan proyek USO,” jelasnya.
Metaverse diramalkan bisa membuka banyak profesi baru atau memperkuat profesi lain yang sudah ada. Sekarang saja, orang sudah bisa menjual tanah virtual di Metaverse.
“Akan ada profesi baru di Metaverse dan profesi lain yang diamplifikasi. Pekerjaan kreator akan menjadi penting banget. Kalau kreator AR kita sudah top 3 dunia dari sisi jumlah,” kata dia.
Terkait dengan hal itu, Meta kini sedang menjajaki supaya keberadaan Metaverse di masa depan tidak menimbulkan masalah. Caranya dengan melakukan deteksi dini, potensi masalah apa yang bisa muncul dan dicarikan solusinya sedini mungkin termasuk juga memproyeksikan regulasinya akan seperti apa.
Metaverse juga diprediksi akan bersifat inklusif. Dia akan terbuka untuk para developer mengembangkan ruang virtual ini bersama-sama.
“Saya percaya mestinya di masa depan, aneka Metaverse itu akan bisa terkoneksi satu sama lain. Karena kalau tidak bisa terkoneksi, tidak ada nilainya dong,” pungkas Pieter.