Gerhana bulan total terlihat jelas di wilayah Amerika Utara dan Selatan pada Minggu malam (Senin pagi waktu Indonesia). Tak hanya di Amerika, pemandangan tersebut juga terlihat di Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.
Kala gerhana itu, bulan dipenuhi warna merah dan oranye.
Mengutip The Guardian, Bumi berada di antara matahari dan bulan sebelum matahari terbenam. Hal ini membuat bulan tersebut terlihat merah.
Fenomena ini merupakan satu-satunya gerhana bulan yang terjadi pada 2022.
Associated Press melaporkan, gerhana tersebut muncul pada Minggu (15/5) malam hingga Senin (16/5) pagi. Penampakan tersebut berlangsung sekitar satu setengah jam.
“Ini benar-benar gerhana bagi Amerika,” kata ahli geologi yang memiliki spesialisasi terkait isu bulan, Noah Petro dari NASA.
Petro juga mengungkapkan, diperlukan kesabaran untuk melihat fenomena tersebut.
“Ini merupakan acara yang lambat, mengagumkan, dan di tempat yang jelas, Anda bisa melihatnya,” ujar Petro lagi.
Sementara itu, wakil direktur eksekutif Komunitas Astronomi Kerajaan, Robert Massey, mengatakan fenomena ini adalah sesuatu yang tak biasa. Ia juga mengajak masyarakat untuk menyaksikannya.
“Jika masyarakat dapat melihat langit yang jelas, saya sangat merekomendasi mereka untuk keluar dan menyaksikannya, meski itu terjadi di waktu yang tak nyaman pada malam hari, karena itu merupakan pemandangan yang sangat indah,” kata Massey.
Massey bahkan menyalakan alarm pada pukul 03.00 waktu setempat dan berencana pergi ke pantai untuk menyaksikan fenomena ini.
Masyarakat yang tak bisa melihat fenomena bulan merah karena tak berada di wilayah yang dilintasi, NASA menyediakan siaran langsung.