Ratusan ribu jemaah dari seluruh dunia pada Jumat (8/7) wukuf di Arafah. Mereka mengangkat tangan, memanjatkan doa, dan memohon ampunan.

Dalam kesempatan itu, jemaah terus beribadah. Wukuf dianggap sebagai puncak ibadah haji.

Banyak orang berdiri berdekatan pada hari yang menguras emosi dan sarat permohonan ampunan tersebut di lembah gurun Arafah. Di tempat itu, umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya, berisi seruan kesetaraan dan persatuan di kalangan umat Islam.

Banyak jemaah meneteskan air mata. Muslim percaya pada hari itu di Arafah, sekitar 20 kilometer timur kota suci Makkah, adalah kesempatan terbaik mereka untuk memohon keselamatan dan pembaruan spiritual.

Jemaah berangkat ke Arafah sebelum fajar. Sambil terus berjalan, mereka memanjatkan doa. Mereka tetap berada di Arafah sampai malam tiba.

Jemaah mengungkapkan kebahagiaannya berada di Arafah. Zakaria Mohammad dari Mesir mengatakan: “(Saya merasa) senang dan bahagia dan merasa sangat dekat dengan Allah. Dia memberi saya kebahagiaan ini. Inilah yang saya rasakan sekarang, sukacita, sangat senang.”

Sedangkan jemaah lain, Khadije Isaac dari Nigeria mengatakan, “Saya tidak bisa melukiskan kegembiraan yang saya rasakan. Alhamdulillah Allah telah membawa saya ke sini dan saya melihatnya dan saya melaksanakan ibadah haji ini.”

Pembatasan terkait pandemi virus corona telah secara ketat membatasi ibadah haji dalam dua tahun terakhir. Jumlah jemaah sangat dibatasi sehingga secara efektif membatalkan salah satu pertemuan terbesar dan paling beragam di dunia. Pembatasan jumlah jemaah juga memupus harapan banyak Muslim yang telah menunggu seumur hidup untuk melaksanakan ibadah itu.