Makam raja-raja terutama di Mesir, punya banyak legenda dan bahkan katanya juga kutukan yang pernah didengar para arkeolog. Salah satu yang paling terkenal adalah kutukan Raja Tut. Bagaimana kisahnya?

Jadi, tahun 1922, ditemukan makam Raja Tutankhamun atau Raja Tut di Mesir. Dia adalah salah seorang Firaun Mesir yang memerintah pada sekitar tahun 1330 sebelum Masehi. Kabarnya, beberapa orang yang terlibat dalam pencarian makam ini meninggal dunia tak lama setelah menggali dan membukanya.

Dikutip detikINET dari Live Science, Selasa (11/10/2022) salah satu penyandang dana utama pencarian makam Raka Tut adalah bangsawan Inggris, George Edward Stanhope. Nah, dia sakit dan meninggal pada tahun 1923, sekitar setahun setelah pembukaan makam Raja Tut.

Kematiannya dinilai misterius, yang memicu isu kutukan Firaun tersebut. “Kutukan Firaun berusia 3.000 tahun terlihat dalam penyakit George,” tulis sebuah headline surat kabar di masa itu. Bahkan pengarang Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle mempercayai kutukan tersebut.

Namun demikian, George dilaporkan sudah tidak sehat sebelum tiba di Kairo. Beberapa kematian lagi dilaporkan terhadap orang yang terlibat dalam penggalian makam. Namun dalam penyelidikan James Randi yang menulis An Encyclopedia of Claims, Frauds, and Hoaxes of the Occult and Supernatural, kenyataannya tidak demikian.

Anak George meninggal dunia di tahun 1980 atau 70 tahun kemudian. Lalu Howard Carter yang tidak hanya menemukan makam itu dan membukanya, tapi juga memindahkan mumi Raja Tut, hidup sampai tahun 1939 atau 16 tahun kemudian.

Anggota tim yang lain, Richard Adamson, hidup 60 tahun lagi sampai ia meninggal di 1982. “Tim penggali ini rata-rata meninggal di usia 73 tahun,” tulis James, yang berarti normal seperti manusia pada umumnya.

Lalu dari mana kisah kutukan Firaun ini berasal? Rupanya dari anggota tim itu sendiri, Howard Carter. Setidaknya itu yang tertulis di buku tersebut.

“Ketika makam Raja Tut ditemukan dan dibuka di 2022, itu adalah peristiwa arkeologi besar. Untuk menghalangi media, kepala tim penggalian Howard Carter, mengisahkan bahwa kutukan menimpa siapa pun yang mengganggu makam itu. Dia bukan penemu gagasan makam terkutuk, tapi memanfaatkannya untuk menjauhkan pengganggu,” tulis buku itu.

Tak hanya kutukan Raja Tut, makam bangsawan Mesir lain juga dikatakan punya kutukan serupa. Tujuannya antara lain agar makam itu tidak dijarah.