BMKG Soal Gempa Cianjur: Daerah Rawan Sejak Zaman Belanda

0
406

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa memang rawan terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Barat seperti Sukabumi, Cianjur, Lembang, dan Purwakarta. Pasalnya, kawasan ini masuk ke dalam kawasan seismik aktif.

“Wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, Kawasan seismik aktif. Kawasan ini memang sering terjadi gempa,” kata Daryono dalam pesan pendek kepada CNN.

Daryono mengungkapkan, kawasan ini merupakan daerah jalur gempa karena memiliki banyak sesar. Sesar yang ada antara lain sesar Cimandiri, Lembang “dan masih banyak sesar-sesar minor di wilayah tersebut,” kata Daryono.

BMKG, kata Daryono, mencatat gempa sudah terjadi sejak zaman Belanda. Paling tidak, ada tiga gempa yang merusak saat era kolonial.

Gempa merusak yang pertama terjadi pada 1884 disusul pada 1910 di wilayah Cianjur dan sekitarnya. “Kemudian 1912, ada banyak kerusakan di Cianjur dan Sukabumi. Kemudian 1968 bayak rumah roboh,” kata Daryono.

“1982, gempa 5,5 mengakibatkan banyak sekali kerusakan dan korban jiwa. Kemudian 12 juli (tahun) 2000 ini kekuatan 5,1 menyebabkan lebih dari 500 rumah rusak berat. Kemudian 14 November lalu ada 3 gempa terjadi berurutan 4,1, 4,3,….itu terjadi di danau cirata,” katanya.

Gempa tersebut sepintas berkekuatan di bawah magnitudo 5. Namun menurut Daryono, tak perlu gempa berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan.

Menurutnya, perlu ada kajian komprehensif untuk membaca peta kerawanan kawasan ini. “Penting identifikasi sumber gempa, dalam hal ini jalur sesar aktif. Kemudian perlu ada kajian gempa bumi komprehensif, agar bisa baca tingkat kerawanan di situ,” kata Daryono.

Seperti diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di daerah Cianjur dan sekitarnya. Gempa ini menurut BMKG disebabkan oleh gerak sesar Cimandiri.

“Jadi gempa yang terjadi ini gempa tektonik yang pusat gempanya posisinya dan kedalaman gempa serta kekuatanya berada pada patahan cimandiri,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada CNN.com lewat sambungan telepon, Senin (21/11).

Ia menjelaskan hal ini terlihat dari posisi pusat kedalaman dan mekanisme gerak, yaitu patahan geser. Karakter itu disebut sesuai dengan pergerakan sesar Cimandiri.

Lebih lanjut Dwikorita mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan monitoring jika terjadi gempa susulan. Namun ia tak menampik jika gempa di Cianjur, Jawa Barat ini berpotensi ada gempa susulan.

“Sekarang sedang memonitor, karena sangat memungkinkan untuk dapat terjadi gempa susulan,” tuturnya.

Sumber : CNN [dot] COM