Rumah pohon yang terletak di puncak kaki gunung Salahutu, Desa Wai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, bisa menjadi pilihan destinasi wisata kamu akhir tahun ini.
Wisata rumah pohon ini berada di ketinggian mencapai 800 meter dari atas permukaan laut. Untuk sampai ke wisata rumah pohon, wisatawan harus menempuh perjalanan sejauh 173 Km dari pusat kota Ambon, Provinsi Maluku, lewat jalur darat.
Setiba di Desa Wai, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, wisatawan kembali harus melanjutkan perjalanan sejauh 3 km melewati jalanan bebatuan hingga tanjakan licin.
Meski begitu, wisatawan bakal dimanjakan dengan pemandangan yang memesona seperti pepohonan cengkeh, durian, pegunungan diselimuti awan hingga lautan biru.
Bahkan di sepanjang jalan menuju lokasi wisata terdapat ratusan camp pengungsian gempa bumi pada 2019 silam, yang masih berdiri kokoh dan masih digunakan untuk tempat tinggal warga.
Adapun tiket masuk ke wisata rumah pohon cukup terjangkau hanya Rp10 ribu per orang. Dengan merogoh Rp10 ribu rupiah pengunjung bisa sepuasnya menikmati sensasi alam rumah pohon dan air terjunnya.
Nilai jual wisata rumah pohon ini terletak pada banyaknya spot-spot foto unik dan menarik, mulai dari bunga matahari, spot untuk foto pre wedding, kursi kerajaan raksasa, hingga tangga menuju “surga”.
Tak hanya itu, wisata rumah pohon seluas tiga hektare itu terbilang eksotis, karena dikelilingi pepohonan cengkeh, pohon durian dan pohon cempedak sehingga wisatawan bisa menikmati sambil mencicipi buah durian dan cempedak.
Di objek wisata rumah pohon, pengelola telah menyiapkan wahana flying fox dan sepeda gantung bagi wisatawan yang berminat. Untuk permainan flying fox tarifnya cukup murah hanya Rp10 ribu per orang dan permainan sepeda gantung hanya Rp25 ribu.
Wisatawan tak perlu repot untuk memotret diri sendiri dengan ponsel karena di tempat wisata ini ada tukang foto yang disiapkan sehingga wisatawan langsung membawa pulang foto-foto yang menarik dan unik.
Salah satu wisatawan Nur Windi mengaku memilih wisata rumah pohon karena wisata tersebut masih asri dan memiliki udara sejuk.
“Meski jauh, tapi ketika tiba disini pemandangan wao, masih natural dengan pepohonan yang hijau-hijau, terus spot-spot foto bagus,”ujarnya saat ditemui CNN Indonesia di lokasi rumah pohon, Minggu (20/11).
Rumah pohon mulai dirintis sejak 2013 silam. Kala itu, lokasi disini hutan belantara namun disulap menjadi wisata. Mulai beroperasi sejak 2015 dan mengerjakan sekitar 15 karyawan.
Selama lima tahun beroperasi atau sekitar tahun 2019 wisata rumah pohon sempat tutup kala dilanda pandemi covid-19 dan sebagian karyawan PHK.
Kini wisata rumah pohon kembali bangkit setelah terpilih sebagai destinasi kreatif terbaik versi Kementerian Pariwisata tahun 2021.
“Wisata rumah pohon sempat mendapat juara I wisata terpopuler di Indonesia, tropi diterima Kadis Pariwisata di Labuan Bajo,” kata pemilik wisata rumah pohon, Yopie.
Ia bilang setelah tropi diterima kepala Dinas Pariwisata, namun wisata rumah pohon tak pernah diperhatikan. Padahal, wisata ini pernah mengharumkan Maluku diajang bertajuk wisata yang diikuti sekitar 34 provinsi di Indonesia.
“Pemda belum perhatikan rumah pohon, rumah pohon pernah juara I, tapi pemda tidak peduli,” kesalnya.
Ia berharap, pemda segera membangun jalan menuju wisata rumah pohon karena salah satu kendala menuju objek wisata adalah infrakstruktur jalan yang belum memadai.
Sumber : CNN [dot] COM