Para peneliti menggali dua fosil milik kerabat arthropoda kuno di sebuah ladang domba dekat Llandrindod Wells, di Wales, Inggris. Mereka menemukan hewan aneh bermata lima dan punya belalai.
Dengan ukuran hanya 13 dan 3 milimeter, fosil kecil dari periode Ordovisium ini mungkin tidak terlalu menarik untuk dilihat. Namun setelah diteliti lebih jauh, fosil ini terlihat seperti opabiniids, hewan bertubuh lunak dan bermoncong yang telah punah. Namun fosil ini berumur 40 juta tahun, lebih tua dari fosil opabiniid yang diketahui.
Ahli paleontologi dari National Museum Wales, Lucy Muir menyebutkan, dinocaridida yang meliputi opabiniids dan radiodonta, melimpah jumlahnya setelah ledakan Zaman Kambrium. Makhluk-makhluk ini mengarungi Bumi yang didominasi lautan sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Dikutip dari Science Alert, Opabinia pantas dijuluki “hewan ajaib” karena penampilannya cukup membingungkan dan sangat berbeda dengan hewan kebanyakan. Hewan ini punya lima mata dan belalai bercakar yang aneh.
Dinocaridida diperkirakan diturunkan dari kelompok hewan ‘induk’ yang sama menjadi deuteropoda, yakni artropoda purba yang memunculkan klasifikasi yang mencakup laba-laba, serangga, dan krustasea.
Selain penemuan baru yang berbeda dengan spesies opabiniids yang pernah diteliti sebelumnya, hewan ini juga memiliki beberapa perbedaan yang mencolok.
Ahli paleontologi Cambridge University Stephen Pates dan rekannya menamai hewan terbesar dari jenis ini sebagai Mieridduryn bonniae. Tapi belum ada yang mengklasifikasikan yang lebih kecil karena peneliti tidak yakin apakah itu spesies yang berbeda atau bentuk yang lebih muda dari yang lain.
“Ukuran spesimen yang lebih kecil sebanding dengan beberapa larva arthropoda modern, kami harus memperhitungkan kemungkinan ini dalam analisis kami,” jelas ahli filogenetik Harvard University, Joanna Wolfe.
Spesimen terkecil tampak punya ekor dengan bilah yang mirip dengan Opabiniids, dan semuanya memiliki ‘kaki’ yang serupa. Namun temuan baru ini juga memiliki moncong atau belalai dengan fitur seperti yang terlihat di spesies radiodonta.
Analisis genetik menemukan bahwa dengan informasi terkini, M. bonniae dan hewan sejenisnya dapat lebih berkerabat dengan salah satu kelompok. Jika mereka adalah bagian dari opabiniida, fosil ini memperpanjang keberadaan kelompok ini di Bumi selama 40 juta tahun.
Dalam kasus ini, belalai mungkin dihasilkan dari perpaduan antara dua kaki kepala pertama yang direduksi pada hewan terkait, dan akhirnya menjadi penutup mulut serangga. Sedangkan radiodont menemukan kegunaan yang berbeda untuk kaki ini.
Ciri pada kepala menjadi perhatian khusus karena telah membantu bentuk kehidupan yang merayap ini dengan kemampuan untuk menempati begitu banyak peran berbeda di Bumi, mulai dari penyaring makan hingga menjadi predator puncak. Jadi, para peneliti memuji keberhasilan arthropoda yang tak tertandingi di Bumi.
Skenario mana pun akan menjelaskan evolusi arthropoda yang saat ini berjumlah lebih dari 85% dari semua spesies hewan yang diketahui di planet kita.
“Tapi kita perlu menemukan lebih banyak ‘keajaiban aneh’ untuk mengklarifikasi cabang misterius di pohon kehidupan ini,” kata para peneliti.