Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab terjadinya angin kencang yang melanda kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sejak sore hari.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan angin kencang disebabkan adanya klaster awan Cumulonimbus (CB) di wilayah Jakarta.
“Berdasarkan pantauan citra radar BMKG, terpantau sejak sekitar 15.30 WIB hingga saat ini ada cluster awan cumulonimbus,” ujar Guswanto kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/4) malam.
Rincian wilayah yang terdapat awan cumulonimbus di antaranya wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat.
Ia menyebut awan ini dapat menghasilkan hujan disertai peningkatan kecepatan angin yg cukup signifikan di wilayah tersebut.
Guswanto menjelaskan kecepatan angin di kawasan tersebut mencapai 15 hingga 20 knots berdasarkan data AWS BMKG di Pantai Indah Kapuk.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di Jakarta Barat pada sore pukul 16.00 angin kencang berhembus di wilayah Palmerah hingga tanah abang.
Pantauan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pukul 20.24 WIB hembusan angin masih terbilang kencang. Namun Guswanto mengklaim kecepatan angin perlahan menurun lantaran awan CB sudah hilang dari kawasan DKI Jakarta.
“Sudah berakhir sekarang, sudah engga terlalu, sekarang paling sudah 10 sampai 12 knots lah,” ujarnya.
Selain fenomena angin kencang, fenomena teriknya sinar Matahari juga terjadi hari ini. BMKG menyebut indeks ultraviolet (UV) sinar matahari di sejumlah wilayah Indonesia akan mencapai kategori ‘ekstrem’ pada pukul 09.00 hingga 13.00 WIB.
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan pola harian UV ini dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari, serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah.
“Bulan April, posisi semu Matahari masih ada di sekitar dekat ekuator, dan menunjukkan fase gerak semu ke utara hingga Juni nanti, yang berdampak penyinaran matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia,” kata Hary saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (12/4).
Dalam grafik prediksi indeks UV sinar matahari per Rabu (12/4) tadi, terlihat paparan ‘esktrem’ terjadi di daerah Indonesia Timur yang meliputi Papua dan Maluku pada pukul 09.00 WIB.
Kemudian pada pukul 10.00 WIB, paparan UV ‘ekstrem’ bergeser dan mencakupi Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Bali, beserta NTB dan NTT. Lalu pada pukul 11.00 WIB, paparan ‘ekstrem’ bertambah hingga ke seluruh provinsi Indonesia.
Selanjutnya pada pukul 12.00 WIB, indeks UV dengan kategori ‘ekstrem’ masih menyelimuti seluruh gugusan pulau, kecuali wilayah Papua dan Maluku. Dilanjutkan pada pukul 13.00 WIB, paparan UV ‘esktrem’ hanya terjadi di sejumlah provinsi di Sumatera.