Mengenal Terapi Oksigen Arus Tinggi untuk Pasien Covid-19

0
749

Terapi oksigen arus tinggi dapat menjadi salah satu kunci kesembuhan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang hingga berat.

Terapi oksigen arus tinggi dinilai punya lebih banyak keuntungan dibandingkan terapi oksigen konvensional maupun penggunaan ventilator.

Dokter spesialis paru Mia Elhidsi menjelaskan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang hingga berat umumnya mengalami kekurangan oksigen. Saturasi pasien Covid-19 dengan gejala sedang rata-rata berada di bawah 94, bahkan mencapai 80.

 

Sementara, saturasi oksigen dalam kondisi normal seharusnya berada pada angka 95-98.

“Ada sekitar 5 persen pasien Covid-19 dengan gejala berat yang gagal napas, saturasi oksigennya bisa mencapai 80. Ini perlu diberikan oksigen tambahan,” kata Mia, Selasa (16/2).

Terapi oksigen arus tinggi diberikan untuk pasien yang tidak cukup merespons terapi oksigen konvensional, tapi belum cukup parah untuk diberikan ventilator.

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen tambahan kepada pasien yang kekurangan oksigen melalui selang ataupun sungkup masker. Terapi oksigen konvensional dapat mengirimkan oksigen 15 liter per menit. Sedangkan terapi oksigen arus tinggi dapat mengalirkan oksigen maksimal 60 liter per menit.

“Kalau yang konvensional kadang tetap enggak cukup untuk pasien Covid-19. Makanya, perlu yang arus tinggi. Keuntungannya, bisa diatur sesuai dosis yang dibutuhkan,” ungkap Mia yang praktik di RSUP Persahabatan.

Selain itu, terapi oksigen arus tinggi dapat membuka saluran napas yang tadinya mengecil menjadi lebih besar. Terapi oksigen arus tinggi juga dinilai tidak memiliki efek samping dibandingkan dengan penggunaan ventilator yang dapat meningkatkan risiko terkena pneumonia.

Keunggulan lain terapi oksigen arus tinggi adalah dapat memberikan oksigen murni yang tidak bercampur dengan udara ruangan. Efeknya, penyembuhan akan lebih cepat.

Mia mengungkap bahwa dokter akan melihat kondisi pasien yang diberikan terapi dalam 2×24 jam.

“Pemberian terapi ini aman dalam seminggu atau dua minggu. Dokter akan mengecek jika ada perbaikan alirannya akan diturunkan bertahap sampai tidak lagi membutuhkan terapi. Jika tidak ada perbaikan, maka akan dilihat apa perlu menggunakan ventilator,” kata Mia

Sejauh ini, Mia menyebut terapi ini dapat meningkatkan kesembuhan pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat.

“Penelitian di dunia sedang berjalan. Di RSUP Persahabatan juga berjalan. Dan sejauh ini menjanjikan, baik untuk pasien Covid-19,” kata Mia.

Terapi oksigen arus tinggi ini dapat dilakukan di seluruh Indonesia. Mia menyebut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sudah mengirimkan edaran dan juga memberikan pelatihan kepada seluruh tenaga medis di Indonesia untuk dapat melakukan terapi oksigen arus tinggi ini.

“Rencananya bulan Maret nanti,” kata Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto.

Sumber : CNN [dot] COM