Peneliti keamanan siber memperingatkan lonjakan malware di Indonesia yang mengintai pekerja yang mesti kembali bekerja dari rumah atau WFH (work from home) imbas perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sampai 16 Agustus.
Sehingga, para pekerja dan perusahaan yang kembali menerapkan kerja dari rumah/ WFH mesti lebih waspada. Pasalnya, dilaporkan ada peningkatan 9 juta ancaman malware di Indonesia yang mengintai para pekerja dan perusahaan yang melakukan WFH.
Berdasarkan laporan Kaspersky Security Network (KSN) kuartal II 2021 Indonesia, terdapat satu dari lima pengguna di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama kuartal kedua tahun ini.
Selama periode itu, Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 18.488.946 ancaman internet di dunia maya pada komputer partisipan anonim KSN di Indonesia.
Angka ini meningkat 92 persen dibandingkan kuartal pertama tahun ini, yang mencatat 9.639.740 malware online. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, terjadi peningkatan ancaman sebanyak 208 persen.
Data ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-68 dunia dalam hal terkait bahaya yang timbul saat menelusuri web.
“Kami terus melihat peningkatan serangan berbasis web, phishing terkait virus corona, dan peningkatan penggunaan bayangan TI. Selain itu, faktor manusia juga terus menjadi titik terlemah dalam lanskap dunia siber, itulah sebabnya perusahaan harus memperhatikan hal ini dengan serius,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky lewat keterangan resmi, Senin (9/8).
Malware lewat USB menurun
Menurut Kaspersky, angka infeksi malware secara lokal di Indonesia menurun. Infeksi lokal maksudnya adalah penyebaran virus ke komputer pengguna lewat perangkat keras, bukan lewat internet. Misal malware yang menyebar melalui drive USB, CD dan DVD, serta metode luring (luar jaringan/ offline) lainnya. Biasanya, penularan dengan metode ini menyebarkan worm dan virus file.
Secara umum, 22,9 persen pengguna diserang oleh ancaman lokal pada April-Juni 2021. Kaspersky mendeteksi sebanyak 17.975.442 insiden lokal di komputer peserta KSN di Indonesia.
Jumlah tersebut mengalami penurunan 33 penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Data ini juga menempatkan Indonesia pada posisi ke-77 dunia.
Menurunnya ancaman lokal itu dapat dikaitkan dengan keberlanjutan skema work from home yang memaksa seluruh perkantoran sementara ditutup secara fisik atau hanya memperkerjakan sedikit karyawan.
Perlindungan terhadap serangan offline tidak hanya membutuhkan solusi antivirus yang mampu menangani objek yang terinfeksi, tetapi juga firewall, fungsionalitas anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yang dapat dilepas.
Berikut sejumlah solusi agar pengguna dan perusahaan tempat mereka bekerja terhindar dari serangan malware:
Selalu periksa tautan (link) atau di email sebelum mengklik karena meski pengirim tampak meyakinkan. Sebab, bisa saja itu adalah link palsu atau link pancingan (phising) menggunakan akun dari email rekan kerja yang dibajak.
Edukasi diri soal keamanan siber untuk mengetahui cara terbaik mulai dari yang paling sederhana seperti pembuatan kata sandi.
Membagikan data pribadi klien dengan rekan kerja secara ketat, hanya jika diperlukan secara khusus untuk saja. Sebab, berbagi data secara sembarangan dianggap dapat meningkatkan risiko kebocoran.
Selalu menggunakan perangkat lunak yang sah dan diunduh dari sumber resmi.
Membuat cadangan data penting dan memperbarui peralatan serta aplikasi TI secara teratur untuk menghindari kerentanan canggih yang menyebabkan pelanggaran.
Instal perangkat lunak keamanan komprehensif untuk setiap server, PC, perangkat lain yang terhubung.
Melakukan audit keamanan reguler dan terintegrasi untuk infrastruktur TI dalam organisasi perusahaan.