Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan untuk menerapkan aturan tersebut pada akhir pekan lalu untuk melarang penggunaan drone rekreasi dan pesawat olahraga ringan menyusul serangan baru-baru ini di fasilitas minyak dan bandara.
Seperti yang dilaporkan The Verge, larangan itu dikonfirmasi oleh Kementerian Dalam Negeri UEA pada hari Sabtu, menjelaskan keputusan itu dibuat karena “penyalahgunaan yang terjadi baru-baru ini, tidak membatasi praktek olahraga ini ke area yang diidentifikasi dalam izin pengguna dan masuk tanpa izin ke area tersebut, di mana jenis kegiatan ini dilarang.” Larangan itu mulai berlaku pada hari Minggu.
Penyalahgunaan tersebut, menurut APNews, melibatkan pemberontak Houthi Yaman yang menargetkan fasilitas minyak di Abu Dhabi menggunakan bahan peledak yang dipasang pada drone. Serangan itu berhasil membakar tiga tanker pengangkut, menewaskan tiga orang, dan melukai enam orang. Serangan pesawat tak berawak kedua terjadi di Bandara Internasional Abu Dhabi dan mengakibatkan kebakaran, tetapi “tidak ada kerusakan yang berarti.”
AS sekarang bekerja sama dengan UEA untuk menanggapi serangan itu, dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan, “kami berdiri di samping mitra Emirat kami melawan semua ancaman terhadap wilayah mereka.” Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan serangan yang dilakukan di dua lokasi itu, “dilarang oleh hukum internasional,” tetapi ingin agar situasinya tidak meningkat.
Dengan melarang penggunaan drone, Kementerian Dalam Negeri UEA seharusnya lebih mudah bereaksi terhadap serangan lebih lanjut karena drone yang terlihat di udara sekarang ilegal.