Astronom Temukan ‘Ular’ di Permukaan Matahari, Cek Fotonya

0
761

Sebuah video menampilkan penampakan ‘ular’ di permukaan Matahari. Benarkah ada ular di pusat Tata Surya tersebut?

Mengutip Science Alert, penampakan ‘ular’ di Matahari pertama kali dideteksi oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) lewat wahana Solar Orbiter. Meski bergerak seperti ular, fenomena tersebut sebetulnya berkaitan dengan erupsi Matahari yang tak kenal istirahat.

Orbiter menemukan fenomena itu pada 5 September lalu saat sedang bergerak mendekat mengamati Matahari pada 12 Oktober. Ketika sedang bergerak, Orbiter menangkap sesuatu berbentuk seperti ular yang bergerak di permukaan Matahari.

Menurut para ahli, fenomena itu adalah tabung plasma yang lebih dingin, dikelilingi plasma panas dari atmosfer Matahari. Keduanya diikat oleh medan magnet Matahari.

“Anda melihat plasma bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya. Tetapi medan magnetnya benar-benar terpelintir. Jadi Anda mendapatkannya berubah arah karena kita melihat kepada struktur yang terpelintir,” kata astronomer David Long dari University College London.

Medan magnet Matahari merupakan sesuatu yang kompleks. Untuk mengerti fenomena itu, dibutuhkan usaha sangat ekstra.

Namun atmosfer Matahari terdiri dari plasma, terbuat dari partikel berisi yang dengan mudah diikat oleh medan magnet Matahari. Itulah kenapa generator fusi seperti tokamak sangat mengandalkan medan magnet untuk mengikat plasma.

Fenomena ‘ular’ di Matahari ini membuat para ilmuwan bisa melihat medan magnet Matahari bergerak. Namun alasan di balik pergerakan itulah yang lebih menarik buat para ilmuwan.

Tak lama setelah ‘ular’ itu bergerak, titik mula pergerakannya menimbulkan erupsi di coronal mass ejection yang melesatkan plasma ke antariksa. Erupsi tersebut biasanya terasosiasi dengan titik-titik Matahari, tempat di mana garis medan magnet Matahari terkonsentrasi.

Para ahli pun menduga, pergerakan ‘ular’ itu menjadi semacam pra-event dari erupsi tersebut. Bagi Energetic Particle Detector (EPD), erupsi tersebut menjadi salah satu dari partikel energi paling intens dari Matahari yang pernah terdeteksi.

“Kombinasi data-data yang bagus yang bisa kami dapatkan dari Solar Orbiter,” kata David.

Solar Orbiter bukan satu-satunya wahana pengamat Matahari. Ada wahana Parker Solar Probe milik NASA yang mengamati rentetan api dari coronal mass ejection.

Solar Orbiter sendiri sebetulnya tercipta berkat kerjasama ESA dan NASA. Ia diluncurkan pada 10 Februari 2020 dan pada awal bulan ini, merayakan ulang tahun ke-1000 hari di luar angkasa.

Sumber : CNN [dot] COM