Gaya hidup sedentari jadi ancaman di zaman kiwari. Betapa tidak, ada banyak bahaya kurang gerak yang mengancam di masa depan akibat gaya hidup tersebut.
Gaya hidup sedentari merujuk pada kondisi di mana seseorang tidak aktif secara fisik. Dengan gaya hidup ini, seseorang lebih sering menghabiskan waktu untuk rebahan. Dalam istilah kekinian, kebiasaan ini dikenal juga dengan istilah ‘mager’ alias ‘malas gerak.
Perkembangan teknologi jadi salah satu faktor yang membuat gaya hidup tidak sehat satu ini kian populer dan menjadi kebiasaan. Kecanggihan teknologi membuat segalanya menjadi lebih praktis, serta pada akhirnya membuat seseorang jarang bergerak.
Namun, kebiasaan malas gerak harus diubah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa gaya hidup sedentari jadi salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia.
Bahaya kurang gerak
Bahaya kurang gerak adalah nyata. Bahayanya mungkin tak akan terasa saat ini juga, tapi di masa mendatang.
Melansir laman Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, berikut efek jarang gerak jangka panjang yang patut diwaspadai.
1. Konsentrasi menurun
Bekerja sambil duduk terlalu lama membuat tulang punggung jadi tegang. Akibatnya, paru tak mendapatkan ruang yang cukup untuk mengembang optimal sehingga kadar oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh berkurang.
Kondisi di atas bisa menyebabkan turunnya konsentrasi.
Sempatkan waktu untuk berjalan-jalan di sekitar kantor atau sekadar melakukan peregangan di tengah aktivitas kerja.
2. Meningkatkan risiko masalah kardiovaskular
Kurangnya aktivitas dan terlalu sering duduk atau rebahan bisa meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.
Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa aktivitas fisik mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga 60 persen. Sementara studi lain menemukan aktivitas fisik membantu wanita menghindari risiko stroke dan serangan jantung hingga 50 persen.
3. Gangguan fungsi kognitif
Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah kaya oksigen ke otak dan memperbaiki sel serta jaringan yang mulai mengalami degenerasi. Minimnya aktivitas fisik bisa mengganggu fungsi otak hingga dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan fungsi kognitif.
4. Resistensi insulin
Risiko resistensi insulin bisa muncul saat seseorang menghabiskan waktu sekitar 70 persen dari sehari untuk duduk dan rebahan.
Kondisi ini dapat meningkatkan kadar gula darah yang pada akhirnya menyebabkan diabetes.
5. Memicu osteoporosis
Bahaya kurang gerak yang lainnya adalah ancaman osteoporosis. Malas gerak membuat tubuh kehilangan massa otot dan membuatnya melemah.
Selain itu, tubuh juga akan mengambil kalsium dari tulang. Akibatnya, kepadatan tulang akan berkurang drastis.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis.
Sumber : CNN [dot] COM