Masa Bulan Madu Usai, Angka Pengguna Threads Anjlok Separuhnya

0
218

Aplikasi media sosial milik Meta, Threads, ‘kembali ke Bumi’ setelah angka-angka dahsyat di pekan awal sejak peluncurannya.

Threads dirilis di iOS dan Android pada Kamis (6/7) pukul 06.00 WIB atau lebih cepat 15 jam dari jadwal sebelumnya. Senin (10/7), Mark Zuckerberg, CEO Meta, mengumumkan pengguna sudah mencapai 100 juta.

Kini, berdasarkan data dari firma analisis traffic SimilarWeb, penggunaan aplikasi menurun meski berstatus sebagai aplikasi dengan pertumbuhan tercepat sepanjang masa.

“Dengan debut yang kuat yang menjadikan Threads jadi pesaing potensial pengganti Twitter, pengguna aktif hariannya turun dari 49 juta menjadi 23,6 juta dalam seminggu,” demikian pernyataan resmi di situsnya.

Rinciannya, 49 juta pengguna aktif harian itu tercatat pada 7 Juli. Sementara, 23,6 juta pengguna pada 14 Juli.

SmiliarWeb mencatat 7 Juli merupakan “hari terbaik” Threads sejauh ini. Angka 49 juta pengguna aktif itu sebanding dengan 45 persen penggunaan Twitter, yang memiliki lebih dari 109 juta pengguna Android aktif per hari itu.

Sementara, pada 14 Juli, Threads mencapai 22 persen dari pengguna Twitter.

Untuk pasar Amerika Serikat, yang dilaporkan mengalami interaksi tertinggi, waktu penggunaan menurun dari 21 menit per hari menjadi lebih dari 6 menit dalam periode yang sama.

SimilarWeb memberi catatan bahwa datanya hanya didasarkan pada penggunaan Threads Android. Namun demikian, temuan ini sejalan dengan data dari perusahaan lain.

Dikutip dari Endgadget, firma intelijen pasar Sensor Tower melaporkan penurunan serupa dalam hal keterlibatan.

Menurut lembaga ini, Threads “mengalami penurunan dua digit dalam DAU (pengguna aktif harian) dan keterlibatan pengguna sejak diluncurkan.”

Threads diluncurkan pada saat banyak pengguna Twitter sedang mencari alternatif lantaran sejumlah inkonsistensi kebijakan pemiliknya, Elon Musk, termasuk pembatasan jumlah unggahan yang bisa dilihat.

Koneksinya dengan Instagram membuat Threads sangat mudah untuk diakses pengguna.

Namun, aplikasi ini dikritik lantaran tak punya banyak fitur dasar, termasuk soal algoritmanya yang didominasi oleh brand dan influencer.

Dalam unggahannya di Threads pada Jumat (14/7), kepala Instagram Adam Mosseri mengklaim perusahaan tidak terlalu fokus pada metrik keterlibatan (engagement).

“Fokus kami saat ini bukanlah keterlibatan, yang sempat luar biasa, namun melewati [grafik] puncak dan lembah awal yang kami lihat dengan setiap produk baru, dan membangun fitur baru, meningkatkan kinerja, dan meningkatkan peringkat,” tulisnya.

Perusahaan juga sempat berurusan dengan masalah spam. Mosseri mengakui “serangan spam meningkat jadi kami harus memperketat hal-hal seperti batas tarif (rate limit), yang berarti lebih banyak membatasi orang aktif secara tidak sengaja (positif palsu).”

Penurunan Threads ini kemungkinan jadi kabar baik bagi Twitter.

Senior Insights Manager dari SimilarWeb David Carr menyebut memang ada “beberapa tanda” peningkatan angka pengguna Threads terkait dengan penurunan di Twitter.

“Dalam dua hari pertama Threads tersedia secara umum, Kamis dan Jumat, lalu lintas (traffic) web ke twitter.com turun 5 persen dibandingkan dengan hari yang sama di pekan sebelumnya dan penggunaan aplikasi Android, berdasarkan waktu yang dihabiskan, turun 4,3 persen,” kata Carr.

Dia juga mencatat bahwa “retensi pengguna Twitter menurun” sejak tahun lalu.

Sumber : CNN [dot] COM