Selepas Akuisisi, Lazada Satukan Sistem dengan Alibaba

0
1625

Proses penyatuan sistem pendukung Lazada dengan Alibaba sudah rampung pada awal 2018. Penyatuan ini diklaim bakal berpengaruh pada kecepatan mereka membuat fitur-fitur baru di masa depan.

Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Ahmad Alkatiri membenarkan kabar tersebut. Selain mempercepat, Ahmad berkata teknologi yang ada di aplikasinya jadi lebih kaya.

Contoh fitur yang bisa dikembangkan adalah foto-foto inspirasi serupa di Instagram untuk memudahkan para penjual memikat pelanggan.

“Atau misalnya instant messaging,” ucap Ahmad yang ditemui dalam perayaan ulang tahun Lazada ke-6 di Jakarta, Rabu (11/4).

Pada dasarnya fitur-fitur yang bisa bermunculan seiring migrasi sistem Lazada ini akan menyerupai di produk-produk Alibaba. Kendati demikian Ahmad mengaku tak tahu akan seperti apa inovasi baru mereka dan kapan mulai bergulir.

Proses akuisisi Alibaba terhadap Lazada dimulai sejak 2016 lalu dengan nilai transaksi US$1 miliar. Alibaba kembali mengucurkan dana secara berturut-turut, masing-masing sebesar US$1 miliar pada Juni 2017 dan US$2 miliar pada Maret 2018. Total perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu sudah menyuntikkan dana US$4 miliar ke Lazada.

Berkat akuisisi tersebut, hubungan kedua perusahaan makin lekat. Salah satunya terlihat ketika  Lazada memperkenalkan kanal produk dari Taobao, portal e-commerce turunan Alibaba.

Meski hubungan keduanya kian lekat, Ahmad menegaskan tak akan ada pemecahan produk berdasarkan segmentasi pasar seperti yang dilakukan oleh Alibaba. Seperti diketahui Alibaba Group memecah layanan mereka di bidang e-commerce menjadi Alibaba.com, AliExpress, dan Taobao.

Menurut Ahmad pemecahan segmentasi itu sulit dipraktikkan di Indonesia karena terlalu kompleks dan mahal.

“Jadi buat konsumen dan seller akan tetap one Lazada, Lazada app aja,” pungkasnya.