Chris Evans ‘mengonfirmasi’ kematian Captain America di Avengers: Endgame yang tayang April mendatang. Ia berulang kali bercanda tentang itu saat diwawancara di rumahnya, suatu Jumat di Februari yang berkabut, sebagai cerita kover majalah The Hollywood Reporter.
Evans pertama membahas itu saat ditanya soal akhir Avengers: Endgame.
Dengan tertawa ia berkata, “Seandainya saya bisa bilang. Filmnya bagus. Sangat bagus. Saya menonton hanya sampai satu jam pertama.”
Sang reporter kemudian bertanya apakah ia hanya menonton sampai Captain America tewas. Evans pun menjawabnya gamblang, “Benar sekali. Setelah saya tewas di tangan Tony [Tony Stark alias Iron Man], saya bilang, ‘Tahu tidak? Saya tidak sanggup menonton ini.'”
Tidak ada yang bisa menyimpulkan apakah pernyataan itu candaan belaka. Sebab saat dikonfirmasi ulang, Evans bersikukuh pada jawabannya soal “tewas di tangan Tony.”
“Saya tidak percaya mereka bahkan mengeluarkan trailer, karena kebanyakan adalah spoiler visual. Kau lihat nanti saja. Banyak karakter yang …” ia tidak melanjutkan kalimatnya.
Alih-alih, tawa Evans membuncah. Ia lantas menutupi mulutnya sembari mengatakan, “Mungkin saya bahkan seharusnya tidak mengatakan itu.”
Di akhir wawancara saat Avengers: Endgame kembali dibahas, ia sekali lagi mengatakan bahwa film yang dibintanginya bersama Robert Downey Jr. dan puluhan pemeran pahlawan super Marvel lain itu bakal sangat bagus, sampai membuatnya “tercekik sebanyak tiga kali.”
“Apakah itu karena Captain America tewas?” reporter kembali bertanya.
Evans lagi-lagi menjawab dengan batas nan kabur antara serius dan bercanda.
“Benar. Itu berat, menonton kematian saya sendiri. Filmnya akan sangat panjang, itu yang jelas. Dari suntingan pertama durasinya sampai lebih dari tiga jam. Penguburan saya sendiri sepertinya sudah satu jam,” selorohnya, lalu tertawa.
Terlepas dari candaan Evans, ia memang sudah lama disebut ‘gantung perisai,’ mengakhiri perannya sebagai Captain America, setelah Avengers: Endgame. Itu merupakan kali kedelapan ia berperan sebagai Captain America di film Marvel, tidak termasuk kemunculan sebagai cameo di beberapa film seperti Thor: The Dark World, Ant-Man dan Captain Marvel.
Aktor kelahiran Boston, 37 tahun lalu itu pertama menjadi Captain America di Captain America: The First Avenger, di mana dirinya diberi suntikan sehingga berkekuatan super.
Saat itu Marvel tengah mencari pemeran Captain America, dan ia tidak dilirik karena sudah terlanjur melekat dengan citra Johnny Storm, Human Torch di Fantastic Four.
Namun peri jodoh berpihak padanya. Kevin Feige, bos Marvel tak kunjung menemukan pemain yang inginkan, dan akhirnya sampai pada pertimbangan soal menjadikan Evans karakter itu.
“Saya pikir, Patrick Stewart memainkan Jean-Luc Picard dan Charles Xavier. Harrison Ford memainkan Han Solo dan India Jones. Siapa peduli?” ujar Feige soal pahlawan super dobel.
Evans pun kini menjadi Captain America favorit bukan hanya warga Amerika, melainkan dunia.
Meski begitu, ia merasa waktunya sudah cukup. Kontraknya pun telah rampung.
“Kau ingin keluar dari kereta sebelum mereka mendorongmu,” demikian ia pernah menyatakan dalam wawancara dengan New York Times, saat ditanya keputusannya berhenti sebagai Captain America.
Meski begitu, kepada The Hollywood Reporter Evans menegaskan ia tidak pensiun. Tidak sebagai aktor. “Saya tidak pernah menyebut kata ‘pensiun.’ Sungguh sebuah gagasan yang buruk bagi seorang aktor untuk mengatakan mereka akan pensiun. [Profesi] ini bukan sesuatu yang kau bisa pensiun,” ujarnya.
Evans masih mencintai dunia peran, hal yang sudah disukainya sejak belia.
Mengutip situs basis data film IMDb, setelah Avengers: Endgame, ia masih punya beberapa film seperti Knives Out, The Red Sea Diving Resort, Jekyll, dan Infinite. Ia bahkan masih terlibat di serial Defending Jacob, sebuah produksi Apple TV.
Ia juga masih ingin menjadi sutradara, namun tidak sekarang. Ia sudah menjajal menggarap film indi romantis, Before We Go. Namun pendapatannya saat itu hanya US$37 ribu. Bisa dibilang cuma 0.01 persen dari penghasilan debut Avengers: Infinity War.
Evans mengaku belajar banyak dari situ.
“Saya tidak masalah membuat kesalahan,” tuturnya mengakui.
Menjadi sutradara mungkin ada dalam rencananya lima tahun ke depan, sebagaimana mencari pasangan. Naskah yang bagus adalah masalah utamanya. Naskah bagus, kata Evans, biasanya pergi ke sutradara yang bagus juga. Dan ia merasa belum termasuk jajaran itu.
Sumber : CNN [dot] COM