(Didalam pengetahuan alam) – Di dunia sihir Harry Potter, burung hantu adalah teman magis yang mengantarkan jabatan tersebut. Tapi di Indonesia, burung hantu liar dicuri dari sarangnya dan dimasukkan ke dalam kandang di pasar hewan kesayangan di samping ratusan tetangga bersayap. Sebelum j.K. Rowling menulis tentang burung hantu salju Harry Hedwig, orang Indonesia jarang memelihara burung hantu sebagai hewan peliharaan. Kini berbagai jenis burung hantu lokal adalah barang kebutuhan pokok di pasar hewan peliharaan. Vincent Nijman dan Anne-Isola Nekaris dari Oxford Wildlife Trade Research Group di Inggris percaya bahwa perhatian terhadap burung hantu ini mungkin terkait dengan seri “Harry Potter”, dan mereka khawatir permintaan baru akan memberi imbalan pada industri hewan yang merusak lingkungan.
Penitipan burung merupakan hobi yang populer di Indonesia. Sementara hanya 3 persen rumah tangga Amerika memiliki burung, sekitar 20 persen rumah tangga perkotaan Indonesia memiliki hewan peliharaan berbulu. Sebuah survei memperkirakan bahwa 2.6 juta burung diakuisisi setiap tahunnya. Burung sangat populer di Jawa dan Bali, dua pulau di Indonesia selatan, dan pasar yang lebih besar di sana menampung lebih dari 16.000 burung pada hari tertentu.
Burung juga memiliki arti khusus dalam budaya Indonesia: Pepatah jawa mengklaim bahwa seorang pria terpenuhi harus mendapatkan rumah, istri, kuda, belati dan seekor burung. Dalam ungkapan tersebut, burung tersebut melambangkan pentingnya menjaga hobi.