Bisakah teknologi menyelamatkan kita dari serangan hiu?

0
1291

Dengan angka serangan hiu yang terus meningkat di berbagai negara, muncul ide bahwa cara paling efektif untuk mencegah serangan hiu adalah dengan menggunakan alat pengusir hiu.

Pada pertengahan Januari lalu, di tengah terik membara musim panas Australia, ilmuwan hiu Charlie Huveneers terbang ke Kepulauan Neptunus di Australia Selatan.

Kawasan yang terletak 250km dari Adelaide ini adalah salah satu habitat utama hiu putih. Kepulauan ini juga merupakan pusat industri selam Australia.

Selama lebih 18 hari, Huveneers yang mengepalai Dewan Hiu di Universitas Flinders, mencoba sebuah alat pengusir hiu yang sudah banyak dijual. Timnya kemudian mengamati perilaku hiu baik dari kapal, maupun menggunakan kamera bawah air.

Dengan melakukan uji coba alat tersebut sebanyak 300 kali, mereka mempelajari tingkah-laku hiu saat mendekati mangsa sebanyak 1500 kali.

Uji coba apakah alat ini bisa mengusir hiu amatlah penting dilakukan. Pasalnya serangan hiu di Australia terus meningkat.

Selagi insiden demi insiden berlangsung, berbagai alat pengusir hiu semakin laris dijual tanpa ada yang menguji kebenaran klaim penjual produk-produk tersebut.

“Alat pengusir hiu yang bisa dipakai tiap-tiap orang itu adalah jawaban atas pertanyaan bagaimana cara mencegah serangan hiu. Namun, keefektifan sejumlah produk yang dijual masih dipertanyakan,” kata Carl Meyer, pakar hiu dari Institut Hawaii, Amerika.

Alat ini tentu bermanfaat selama orang menggunakannya di level keefektivan yang dijamin oleh alat tersebut, ungkap Huveneers.

Namun, dia memperingatkan bahwa teknologi tersebut bisa berpotensi membuat orang “berperilaku salah, terlalu percaya diri, dan berujung membuat mereka dalam bahaya.”

Meskipun jumlah kematian karena serangan hiu di Australia tetap konstan setiap tahunnya, tetapi jumlah orang yang digigit hiu terus mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Di Australia Barat, 15 orang meninggal dunia sejak tahun 2000 karena serangan hiu.

Kondisi ini mendorong pemerintah mengeluarkan dana subsidi untuk mendorong warga membeli alat penolak hiu Shark Shield, FREEDOM7, yang dijual di pasaran.

Lalu, apakah alat tersebut benar-benar efektif? Huveneers mengakui dia mendukung pemerintahan Australia Barat yang memilih untuk mensubsidi satu-satunya alat penolak hiu yang telah diuji secara independen oleh ilmuwan.

Shark Shield FREEDOM7 telah diuji pada 2016 lalu di Afrika Selatan. Pengguna tinggal memasang alat elektroda itu di pergelangan kaki mereka.

Dari pengujian di laut yang dipenuhi hiu putih, kemampuan alat ini untuk mengusir hiu mencapai 90%. Namun, alat hanya efektif dalam radius satu meter.

Alat ini berfungsi dengan memanfaatkan organ sensor di dekat mulut hiu yang bernama Ampullae Lorenzini. Menggunakan organ ini hiu mendeteksi mangsa menggunakan sinyal listrik lemah yang dikeluarkan mangsanya.

Namun, Shark Shield memancarkan gelombang dengan intensitas yang berlebihan yang membuat hiu tidak nyaman dan beralih pergi.

Menggunakan sinyal listrik hanyalah salah satu cara untuk mengusir hiu. Ada banyak cara lain. Meskipun begitu, Meyer setuju bahwa alat pengusir yang menggunakan listrik inilah yang paling potensial.

“Hiu punya sistem penerima sinyal listrik yang sangat sensitif. Jika distimulasi secara berlebihan, mereka akan sangat terganggu,” ungkapnya.

Meskipun begitu, masalah utama yang dihadapi alat ini adalah soal jarak. Alat hanya bisa efektif memancarkan listrik dalam jarak satu meter.

Alat pengusir hiu yang diuji di Pulau Neptunus, termasuk alat berbasis magnet, dan minyak papan selancar yang menyembunyikan bau peselancar dari penciuman hiu.

Alat berbasis magnet, misalnya dalam bentuk gelang yang diberi nama Sharkbanz, juga menciptakan sinyal yang membuat hiu kewalahan.

Namun, alat berbasis magnet ini jangkauannya sangat pendek, kata Meyer. “Hiu mungkin tidak akan menggigit tangan Anda yang memakai gelang tersebut, tetapi bagian tubuh Anda lainnya tetap akan tidak terlindungi.”

Cara lain adalah dengan membuat alat yang bisa mengeluarkan suara paus pembunuh (hewan pemangsa hiu putih). Ada pula yang menciptakan baju atau papan selancar yang memiliki motif hewan berbisa seperti ular laut, yang tidak disenangi hiu putih.

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa alat pengusir hiu berbasis suara, tidaklah efektif. Hal ini karena hiu cepat terbiasa dengan suara.

“Pendengaran hiu itu optimal pada frekuensi rendah, dan jelek, bahkan tidak mampu mendengar frekuensi tinggi sama sekali, seperti suara paus pembunuh,” tutur Meyer.

Selain itu, riset di Queensland mengungkapkan bahwa ular laut ternyata kerap ditemukan di perut hiu putih. Jadi, ular ternyata masih jadi makanan yang menggiurkan bagi hiu.

Apalagi papan selancar yang digunakan peselancar hanya terlihat di mata hiu dari bawah laut, sebagai siluet. Mereka tak akan mengenali motif ular, atau lain sebagainya.

Dia juga menegaskan bahwa tidak satu pun alat pengusir hiu itu yang bisa 100% efektif.

“Saya tidak akan mempertaruhkan nyawa saya demi alat-alat tersebut. Soalnya, ini bergantung pada motivasi si hiu. Jika Anda menjadi target hiu berukuran 3m hingga 5m, yang sedang kelaparan, saya jamin, tak satu pun alat itu akan bisa mengusir hiu.

Selain itu banyak yang meragukan apakah hiu berukuran besar akan menghentikan serangan dalam jarak dekat, jika bersinggungan dengan pengaruh dari alat-alat tersebut.

Huveneers mengakui, alat pengusir hiu kemungkinan besar tidak akan menghentikan hiu yang sudah sangat kesemsem dengan mangsanya.

Namun, uji coba di Afrika Selatan memperlihatkan bahwa hiu ternyata sangat gampang bermanuver dan mau saja menghentikan serangan, jika dia tiba-tiba tidak tertarik.

Dia juga menekankan bahwa alat tersebut akan efektif untuk tujuan tertentu saja. Misalnya, alat yang terbukti berhasil mencegah serangan hiu kepada para peselancar, tidak akan efektif jika digunakan oleh para penyelam.

Meskipun begitu, Huveneers mengungkapkan alat yang paling ampuh adalah pendidikan dan kehati-hatian manusia. “Orang harus tahu apakah waktu dan tempat mereka berenang, aman dari serangan hiu atau tidak.”

Misalnya, ada temuan terkini yang memberi tahu pola gerak hiu di lautan, sehingga bisa mengungkapkan kapan waktu paling tepat bagi kita untuk melaut, berenang atau berselancar, dengan potensi serangan hiu paling minimal.

Meskipun angka gigitan hiu di Australia Barat meningkat dalam beberapa waktu terakhir, sebuah penelitian menyebut bahwa peluang seseorang digigit hiu di Perth, masih satu berbanding 30 juta. Sebagai pembanding, peluang orang tersambar petir 100 kali lebih besar daripada digigit hiu.

Namun, jika tujuan utama menggunakan alat pengusir hiu adalah untuk membuat orang nyaman masuk ke air, ini berarti sudah efektif.

“Alat-alat tersebut mungkin berfungsi atau tidak berfungsi dengan baik. Tetapi yang jelas, peluang seseorang untuk digigit hiu amatlah kecil. Jadi, jika tujuan menggunakan alat tersebut adalah agar membuat Anda tenang, berarti alat itu sudah berfungsi dengan baik.”

Sumber : bbc.com