Seorang pimpinan puncak perusahaan didakwa karena menciptakan telepon pintar yang kerahasiaanya amat terlindungi, yang diduga digunakan para penjahat kelas dunia.
Phantom Secure yang bermarkas di Kanada meraup ‘puluhan juta dolar’ dengan menjual telepon pintar yang dimodifikasi khusus untuk digunakan oleh kelompok penjahat, seperti Kartel Sinaloa asal Meksiko yang beroperasi di beberapa negara.
Dakwaan atas Vincent Ramos -bos Phantom Secure itu- merupakan yang pertama ditempuh pihak berwenang Amerika Serikat atas perusahaan yang mengembangkan teknologi yang dienkripsi untuk para penjahat.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat menangkap Ramos pekan lalu di Seattle dan didakwa Kamis (15/03) bersama empat rekannya.
Mereka didakwa dengan pemerasan dan persekongkolan dalam membantu distribusi narkoba dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup untuk masing-masing dakwaan.
“Organisasi Phantom Secure dimaksudkan untuk memfasilitasi penyelundupan narkoba di seluruh dunia,” tutur Jaksa Agung AS, Adam Braverman, kepada BBC.
“Para penyelundup narkoba, termasuk para anggota Kartel Sinaloa, akan menggunakan peralatan yang sepenuhnya dienkripsi untuk mempermudah kegiatan penyelundupan narkoba dan menghindari penyelidikan aparat keamanan.”
BBC masih belum berhasil mendapat tanggapan dari Phantom Secure.
Sementara Blackberry tidak memberikan komentar dan para penyidik tidak memastikan apakah perusahaan telepon pintar tersebut, dalam kasus ini, bekerja sama dengan Phantom Secure atau tidak.
Namun Braverman menegaskan produk Blackberry bukan satu-satunya peralatan telepon pintar yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum.
“Pengetahuan kami adalah terdapat sejumlah organisasi lain yang seperti ini. FBI dan kantor kami akan terus melakukan penyelidikan, bukan hanya Phantom Secure namun juga perusahaan lain yang memberi peralatan komunikasi seperti itu untuk organisasi penjahat.”
Dia menambahkan hampir semua perusahaan telepon pintar menawarkan enkripsi yang susah ditembus -seperti aplikasi Facebook, Google, dan Apple- namun Phantom Secure dianggap bertanggung jawab atas layanan digunakan pelanggannya.
“Bedanya adalah perusahaan ini (Phantom Secure) secara khusus dibuat untuk membantu organisasi penyelundupan narkoba,” tegas Braverman.
Soalnya satu-satunya cara untuk mendapatkan peralatan yang sudah dimodifikasi ini dan bisa menggunakannya adalah jika ada orang lain yang memberi jaminan kepada orang tersebut.
Tanpa rekomendasi dari pengguna, maka seseorang tidak bisa mendapatkan maupun mengunakan telepon bersangkutan dan cara itu mencegah aparat keamanan memilikinya.
Penyidik memperkirakan sekitar 20.000 telepon yang dimodifikasi Phantom Secure digunakan di seluruh dunia.
Komunikasi menggunakan telepon tersebut secara otomatis diteruskan ke serveryang berada di Panama dan Hong Kong sehingga sulit untuk melacak datanya.
Phantom Secure juga mencabut beberapa fungsi telepon pada umumnya -seperti percakapan suara, GPS, kamera, internet, dan aplikasi pesan- dengan menyisakan pesan teks saja.
Aparat keamanan menghadapi kesulitan dengan teknologi enkripsi yang menghambat akses atas komunikasi para tersangkat penjahat.
Tahun 2016, Apple menolak memberi peralatan untuk memungkinkan FBI membuka iPhone milik Syed Farook, pelaku penembakan massal yang menewaskan 14 orang di San Bernardino, California, tahun 2015 lalu.
Dan Kamis (15/03), seorang juru bicara FBI mengulangi kembali keprihatinan atas para penjahat yang bisa masuk ke dalam ‘kegelapan dan berlindung di balik teknologi canggih’.
Namun para pegiat hak asasi berpendapat bahwa mencabut atau melemahkan teknologi enkripsi akan membuat semua orang menghadapi risiko pencurian data dan berada dalam pengawasan, jadi masalahnya bukan hanya sekedar terkait para penjahat saja.
Sumber : bbc.com