Cambridge Analytica mengajukan kebangkrutan mereka di Amerika Serikat pada Kamis malam, (17/5). Perusahaan konsultan politik ini telah menuai kontroversi dengan mengekspos data pelanggan Facebook untuk sejumlah kampanye.
Dilansir dari Reuters, tuduhan Maret lalu mengemuka bahwa Cambridge Analytica disewa oleh kampanye pemilihan Presiden AS yakni Donald Trump. Mereka menggunakan data 87 juta pengguna Facebook secara tidak benar mulai 2014.
Cambridge Analytica dan perusahaan induknya, SCL Elections Ltd mengatakan awal bulan ini bahwa mereka akan segera menutup dan memulai proses kebangkrutan setelah mengalami penurunan tajam dalam bisnis.
Petisi untuk mengajukan kebangkrutan diajukan di Pengadilan Kepailitan AS Distrik Selatan New York dan ditandatangani atas nama dewan Cambridge Analytica oleh Rebekah dan Jennifer Mercer, putri miliarder Robert Mercer.
Cambridge Analytica LLC memiliki aset terdaftar sekitar US$100.001 hingga US$500.000. Cambridge Analytica berdiri pada 2013 dan berbasis di London. Perusahaan ini pada awalnya fokus pada pemilihan AS dengan US$15 juta dari Mercer.
Facebook telah menghadapi banyak penyelidikan di Amerika Serikat dan Eropa terkait penanganan data pribadi pengguna, melukai saham perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg.
Zuckerberg telah muncul di hadapan komite kongres AS untuk memberi kesaksian tentang privasi data dan akan segera bertemu dengan para pemimpin Parlemen Eropa.
Facebook mengatakan pada Senin lalu, bahwa pihaknya telah menangguhkan sekitar 200 aplikasi dalam tahap pertama peninjauannya ke dalam aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data pengguna sebelum perusahaan membatasi akses data.