CEO Audi Rupert Stadler telah ditangkap otoritas Jerman pada Senin (18/6) waktu setempat, akibat kasus dieselgate yang melibatkan puluhan ribu mobil-mobil Audi di seluruh dunia. Eksekutif itu ditangkap di rumahnya di Ingolstadt, Jerman.
Penangkapan Stadler ini belum genap satu pekan setelah Pengadilan Jerman mendenda Volkswagen AG sebesar US$1,2 miliar atau setara Rp16,7 triliun atas kasus pemasangan peranti lunak untuk mengelabui uji emisi mobil-mobil VW dan satu minggu setelah Jaksa Jerman telah menggeledah rumah CEO Audi Stadler yang saat itu diduga terlibat dalam peniupan emisi gas buang.
“Tersangka (Stadler) telah terbukti bersalah oleh Hakim, dan Hakim telah memerintahkan dia untuk ditahan,” kata otoritas Jerman dalam sebuah pernyataan dilansir Reuters, Senin (18/6).
Otoritas Jerman menyebutkan Stadler harus segera diserahkan ke rumah tahanan agar tidak menghambat proses penyelidikan manipulasi perangkat lunak pada mobil-mobil Audi.
Ironisnya, berita penangkapan ini muncul ketika CEO baru VW, Herbert Diess mencoba mengenalkan struktur kepemimpinan baru, termasuk di dalamnya adalah Stadler. Padahal pengumuman tersebut diakui Diess demi mempercepat bisnis otomotif Volkswagen Grup menuju kendaraan listrik di tengah skandal emisinya.
Pihak Audi dan Volkswagen mengatakan bahwa penangkapan tersebut ada unsur praduga tak bersalah bagi Stadler. Stadler sendiri tidak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Juru bicara Porsche SE, anak perusahaan VW Grup menjelaskan penahanan Stadler ini akan dibahas pada pertemuan dewan pengawas Audi dan VW hari ini atau setelah penangkapan Stadler oleh otoritas Jerman.
Audi dan VW sendiri mengakui pada bulan September 2015 telah menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasi hasil uji emisi pada 11 juta mobil-mobilnya di dunia. Itu awal dari keterpurukan VW Grup di industri otomotif dunia.
Mobil Audi yang terlibat cukup banyak di antara sebanyak 60 ribu unit Audi A6 dan Audi A7 di Eropa.
Sumber : CNN.com