Rudiantara Minta Masyarakat Lapor Jika Data Facebook Bocor

0
9

Melalui surat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Facebook mengklaim tidak ada data pengguna di Indonesia yang berpindah tangan ke pihak Cambridge Analytica. Kendati demikian klaim ini menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara hanyalah klaim secara sepihak.

Pasalnya klaim ini berdasarkan data yang didapat oleh audit internal Facebook. Oleh karena itu, Rudiantara membutuhkan partisipasi dari masyarakat Indonesia untuk melapor ke Kominfo apabila merasa datanya bocor ke pihak Cambridge Analytica (CA).

“Facebook katakan tidak ada data yang bocor di Indonesia, ya saya tidak tahu kan benar atau tidak. Makanya saya ragu-ragu, saya minta masyarakat Indonesia untuk kasih tau kalau ada kebocoran data,” ujar Rudiantara di Rumah Dinas Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (21/7).

Rudiantara mengatakan kebimbangan ini terjadi karena terdapat perbedaan pernyataan. Pasalnya pihak otoritas di Inggris mengindikasikan bahwa CA yang melakukan kesalahan.

“Saya kan cuma diberitahu Facebook. Yang punya otoritas melakukan audit itu Inggris. Otoritas di inggris bilang ini indikasinya ada kesalahan di CA. Jadi sayanya bingung seperti ada yang berbeda. Masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan datanya oleh Facebook melalui aplikasi kasih tau ke Kominfo,” kata Rudiantara.

Rudiantara mengatakan masyarakat Indonesia bisa mendeteksi kebocoran data lewat penggunaan aplikasi Informasi dalam akun pengguna umumnya akan dicuri apabila mereka pernah mengakses aplikasi kuis kepribadian “This Is Your Digital Life”.

Pengguna Facebook bisa mengakses tautan ini untuk memastikan akun Facebook bebas dari kebocoran data.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan menyebut berdasarkan data dari audi internal Facebook, kebocoran data hanya terjadi di Amerika Serikat. Bukan di seluruh dunia seperti yang sebelumnya ramai diberitakan.

“Dia melaporkan dari 87 juta yang diindikasikan bocor. Ternyata ditemukan audit internal Facebook, kebocoran data itu angka itu 30 juta. Dan semuanya pengguna Amerika Serikat dan tidak ada satupun dari luar Amerika Serikat,” ujar Semuel.

Baik pernyataan Rudiantara maupun Semuel ini berbanding terbalik dengan data dugaan ada 1.096.666 akun diambil oleh CA. Semuel mengatakan angka satu juta ini merupakan klaim whistleblower bukan dari Facebook.

Semuel mengatakan pihak Kominfo masih menunggu hasik audit pihak otoritas Inggris untuk menentukan langkah selanjutnya. Tindakan pengajuan bankrut dark CA adalah bukti bahwa CA melakukan kesalahan.

“Klaim satu juta itu kan klaimnya whistleblower. Bukan dari Facebook. CA jugabmenyatakan bankrut, itu artinya dia merasa bersalah. Kalau tidak kan mereka bisa dituntut sampai habis,”ujar Semuel.

Sumber : CNN.com