Perusahaan ride-hailing Gojek berharap dapat mengumpulkan ratusan karyawan baru saat melakukan ekspansi ke negara tetangga, Singapura.
Dilansir dari Asean Breaking News, pihak Gojek mengaku sedang mengamati iklim kompetisi di negara tersebut setelah dua perusahaan kompetitornya, Grab dan Uber melakukan merger beberapa bulan yang lalu. Walaupun, mereka belum memiliki tanggal resmi mengaspal di Singapura.
Sebelumnya, keputusan merger antara Grab dan Uber ini sudah sempat ditentang oleh sejumlah pihak. Salah satunya adalah Komisi Anti Persaingan Singapura.
Menurut lembaga tersebut, tindakan merger telah mengurangi persaingan bisnis dan mengurangi penjualan bisnis penyewaan mobil. Melalui akuisisi ini, Grab mengambil alih operasi Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Selain itu, akuisisi ini juga membuat Uber memiliki 27,5 persen saham Grab.
Di Indonesia sendiri, Gojek dan Grab memiliki persaingan yang cukup sengit. Berbeda dengan Grab yang sudah beroperasi di sejumlah negara, Gojek baru akan melangkah untuk untuk memperluas bisnisnya ke luar negeri pada tahun ini.
Pendiri dan CEO Gojek Nadiem Makarim mengatakan ekspansi perusahaannya ke sejumlah negara di Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh rasa ingin tahu yang sangat tinggi dari tim yang bekerja di Gojek.
Menurut Nadiem, mereka ingin tahu apakah model jasa Gojek yang sudah berhasil di Indonesia dapat juga diterapkan di pasar dengan kebudayaan yang berbeda, atau hanya dapat diterima di Indonesia saja.
Sumber : CNN.com