Google mulai menghadapi regulator terkait kebocoran data 500 ribu pengguna Google+. Kali ini, raksasa internet ini harus menghadapi regulator data Jerman.
Dilansir dari The Verge, Komisaris Pengawasan Data Jerman Johannes Caspar mengatakan kantornya sedang menyelidiki masalah kebocoran data Google Plus. Walaupun pihaknya mengaku tidak memiliki informasi dari Google terkait masalah ini.
Kemarin, The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa kesalahan perangkat lunak di Google+ telah mengungkap informasi pribadi dari ratusan ribu pengguna. Perusahaan secara diam-diam menutup bug pada Maret lalu tanpa mengungkapkannya secara publik.
Google menemukan bug ini sebagai bagian dari Project Strobe yang memiliki misi untuk meninjau akses pengembang ketiga ke akun Google dan Android. Vice President of Engineering Google Ben Smith mencatat setidaknya ada 500 ribu akun yang terekspos.
Smith dalam keterangan resmi memberikan alasan mengapa tidak mengungkap langsung bug pada saat ditemukan.
“Setiap tahun, kami mengirim jutaan pemberitahuan kepada pengguna tentang bug dan masalah privasi dan keamanan. Kapan pun data pengguna mungkin terpengaruh, kami melampaui persyaratan hukum kami dan menerapkan beberapa kriteria yang difokuskan kepada pengguna kami untuk menentukan pemberian pemberitahuan.
Google pun mengatakan tidak ada bukti bahwa data itu disalahgunakan, insiden itu tidak memenuhi persyaratan Google untuk pengungkapan. Namun, perusahaan itu mengatakan akan bertindak untuk menutup sementara Google+.
Insiden ini cukup ‘memukul’ Google. Pasalnya, perusahaan baru saja kena denda US$5 miliar oleh Uni Eropa karena pelanggaran anti-trust. Sebagaimana ditunjukkan Bloomberg, insiden itu terjadi sebelum perlindungan ketat GDPR di Eropa berlangsung, membatasi konsekuensi potensial atas insiden tersebut.