Google Glass edisi terbaru disebut bakal meluncur pada 2019 dengan membawa sejumlah perubahan. Hal tersebut diperkuat seiring dengan lembaga sertifikasi Amerika Serikat, Federal Communications Commision (FCC) yang dikabarkan telah menerima sketsa kasar si kacamata pintar.
Perusahaan ini pertama kali merilis Google Glass pada 2013. Namun, dikutip dari Phone Arena, produk yang dibanderol US$1.500 atau nyaris Rp22juta ini terbilang gagal.
Pada 2017, edisi kedua diluncurkan dengan nama ‘Google Glass Enterprise Edition’. Ada pengembangan dari edisi sebelumnya, tetapi harganya tak berubah.
Rumors beredar tipe terbaru yang dikabarkan akan diluncurkan tahun depan itu masih menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) untuk menampilkan animasi berisi intruksi manual dan panduan perakitan. Dalam sertifikasi FCC menjelaskan bahwa tipe terbarunya menggunakan nomor model A4R-GG2.
Meski berkode GG2 (Google Glass 2), namun ini merupakan edisi ketiga dari produk-produk kacamata pintar dari Google.
Angka ‘2’ pada edisi kali ini mengacu pada edisi tahun lalu yakni generasi kedua setelahnya. Dokumen FCC tidak menyebut secara spesifik komponen atau kemampuan kacamata ini.
Apabila mau dibandingkan dengan tipe sebelumnya, kemungkinan spesifikasinya tak akan jauh berbeda.
Kacamata memiliki pengeras suara, dual band 802.11a/b/g/n/ac WiFi, lampu LED pada bagian depan sebagai tanda bahwa kamera sedang bekerja, prosesor Intel Atom CPU, kapasitas penyimpanan 32GB, dan baterai berkekuatan 780 mAh.