Sejarah tentang Teruzan Suez yang fenomenal

0
1281

Pembangunan kanal atau terusan penting untuk memperlancar laju transportasi, menunjang perdagangan, dan bahkan bisnis. Terusan ini mampu mempercepat waktu tempuh sehingga mampu meningkatkan perekonomian.

Hari ini 149 tahun yang lalu, tepatnya 17 November 1869, terusan yang terletak di kota Port Said atau Terusan Suez, akhirnya resmi dibuka dan beroperasi. Peresmiannya dihadiri oleh Ratu Perancis, Eugenie, istri Napoleon III. Pembukaan Terusan Suz menghubungkan laut Merah dan Laut Tengah sehingga bisa mempersingkat waktu pelayaran yang sebelumnya harus mengelilingi Tanjung Harapan, Afrika Selatan.

Pembukaan Terusan Suez ini mundur beberapa tahun karena terdapat kendala. Namun akhirnya, terusan ini tetap dibuka untuk kepentingan bersama. Menurut History.com, ketika dibuka Terusan Suez hanya memiliki kedalaman 7,6 meter dengan lebar 72 meter pada bagian bawah dan 60-90 meter pada bagian atasnya. Hasilnya, lebih dari 500 kapal beroperasi menggunakan jasa dari kanal ini pada tahun pertama.

Pada 1875, Inggris menjadi pemegang saham terbesar di Perusahaan Terusan Suez ketika membeli saham milik gubernur baru di Mesir, yang saat itu di bawah kekuasaan Kesultanan Ottoman. Setahun kemudian, Terusan Suez menjalani beberapa perbaikan dan menjadi satu pelayaran paling sibuk di dunia. Banyak kapal-kapal yang melewati jalur ini untuk mempercepat waktu tempuh. Tujuh tahun kemudian, Inggris menginvasi Mesir dan menduduki negeri itu hingga perjanjian 1936 yang membuat Mesir menjadi negara merdeka. Akan tetapi, Terusan Suez tetap dalam kendali Inggris.

Setelah Perang Dunia II usai, Pemerintah Mesir mendesak agar pasukan Inggris ditarik mundur dari kawasan Terusan Suez. Situasi itu disusul dengan keputusan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser yang menasionalisasi terusan tersebut pada 1956. Tujuan nasionalisasi itu adalah untuk mendapatkan penghasilan dari Terusan Suez, agar dapat digunakan membangun sebuah bendungan raksasa di Sungai Nil.