Palang Merah Indonesia (PMI) membuka layanan pencarian korban yang hilang karena diterjang tsunami di Selat Sunda pada Sabtu malam.
Dalam akun Twitter resmi PMI disebutkan nama layananan itu menggunakan tagar #SayaMencari. Selain itu, pencarian dapat dilakukan melalui situs https://familylinks.icrc.org
Dalam situs itu terdapat fitur untuk Orang yang Masih Hilang dan Orang yang Mengumumkan Mereka Selamat.
Fitur lainnya adalah mencari di daftar orang hilang dan orang yang telah melaporkan bahwa mereka selamat; mendaftarkan orang yang telah hilang kontak dengan Anda; dan mendaftarkan nama Anda sendiri sehingga orang lain mengetahui Anda Selamat.
Keluargamu belum ada kabarnya paska kejadian #tsunami? Yuk gunakan layanan #SayaMencari dari #PMI dan @ICRC_id. Semakin lengkap info yg kamu berikan, semakin cepat kami bantu kamu mencari keluargamu.Klik link berikut utk isi form https://t.co/1iDfZnhWIH #PMISiapBantu #SundaStrait
— Indonesian Red Cross (@palangmerah) December 23, 2018
BMKG sebelumnya memperkirakan tsunami yang melanda kawasan Selat Sunda Sabtu (22/12) malam dipicu oleh dampak longsoran material Gunung Anak Krakatau dan gelombang laut tinggi di kawasan tersebut.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya mengatakan kecil kemungkinan tsunami dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau.
“Kalau akibat meletus (gunung api) saja tsunami, kecil (kemungkinan). Bisa jadi ini, ini baru prediksi prematur, ini (akibat) longsor (gunung Anak Krakatau),” ujar Tiar di Kantor BMKG, Jakarta, Minggu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebut korban tewas akibat tsunami yang menerjang Selat Sunda bertambah menjadi 222 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menuturkan korban luka yang semula berjumlah 584 orang juga menjadi 843 orang, sementara jumlah orang hilang bertambah hingga 28 orang.
Sumber : CNN [dot] COM