Kobaran api yang menyebar dengan cepat di daerah bersejarah ibu kota Bangladesh, Dhaka, telah menewaskan paling tidak 78 orang, kata para pejabat.
Para pejabat mengatakan telah mengakhiri usaha penyelamatan setelah pekerja darurat bekerja selama lima belas jam.
Kebakaran terjadi pada malam hari di bangunan tempat tinggal dimana terdaoat bahan yang mudah terbakar di lantai dasar.
Orang-orang yang menghadiri sebuah pesta pernikahan diperkirakan juga menjadi korban. Sampai sekarang masih belum jelas secara pasti penyebab kebakaran.
Daerah Chawkbazar yang telah berabad-abad umurnya tersebut memiliki jalan-jalan yang sempit dan bangunan yang sangat berdekatan.
Kebakaran gedung besar cukup biasa terjadi di Bangladesh yang padat penduduknya karena peraturan keselamatan yang longgar dan kemiskinan. Ratusan orang telah menjadi korban meninggal dunia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kebakaran pada hari Minggu (17/02) di daerah kumuh kota pesisir Chittagong yang menyebabkan paling tidak sembilan orang meninggal dunia.
Saksi: ‘Ledakan keras’
Kebakaran terjadi di gedung serba guna pada Rabu (20/02), jam 23:40 waktu setempat ketika sebagian besar penduduk sedang tidur.
Api muncul pertama kali di gudang petrokimia di lantai dasar dan kemudian dengan cepat menyebar ke tiga bangunan lainnya, kata sejumlah pejabat. Banyak orang terjebak, tidak bisa melarikan diri dari kebakaran.
Para saksi dan polisi mengatakan ledakan gas membuat kobaran api semakin besar.
Mohammad Firoz, penjual kosmetika di Chawkbazar, mengatakan 25 teman dan kerabatnya hilang dan dirinya khawatir saudara laki-lakinya telah meninggal.
Dia mengatakan dirinya melihat ledakan transformer listrik – sehingga membakar bus kecil yang diparkir di bawahnya. Tabung gasnya meledak, menyebabkan kebakaran di toko kimia di dekatnya.
“Api menyebar begitu cepat,” dia mengatakan kepada BBC Bengladesh. Firoz mengatakan bahwa saudara laki-lakinya, Hira, yang bekerja di apotik di dekatnya, menutup toko setelah terjadi satu ledakan karena khawatir ini adalah aksi pengeboman. “Saya khawatir dia meninggal di dalam toko. Saya masih mencari jenazahnya.”
Haji Abdul Kader, yang tokonya hancur, mengatakan dia “mendengar ledakan keras”. Dia mengatakan kepada kantor berita AFP: “Saya membalikkan badan dan melihat seluruh jalan terbakar. Api di mana-mana.”
Para korban termasuk orang-orang di luar gedung, sebagian tamu rumah makan dan tamu di pesta pernikahan. Sebagian besar jenazah terbakar sehingga sulit diidentifikasi.
Sebagian korban terluka dalam keadaan parah. Jumlah korban diperkirakan akan meningkat sementara operasi pencarian terus dilakukan di gedung-gedung yang rusak.
Petugas kebakaran berjuang selama lima jam untuk memadamkan api, terhambat jalan sempit dan kurangnya sumber air. Operasi pencarian sementara dihentikan setelah kobaran api terjadi selama 15 jam.
Perdana Menteri Sheikh Hasina menyatakan keterkejutannya atas tragedi itu dan menyampaikan duka cita kepada para korban, lapor Dhaka Tribune.
Tragedi yang berulang
Pada bulan Juni 2010, kebakaran di daerah Nimtali menewaskan 124 orang. Kebakaran tersebut diperparah karena adanya gudang bahan kimia ilegal.
Setelah kejadian itu, sebuah komite mengusulkan pemusnahan semua gudang bahan kimia dari kawasan tempat tinggal penduduk, tetapi para pengkritik mengatakan tidak terdapat langkah berarti sejak saat itu.
Seminggu lalu, pemerintah mengumumkan kampanye mengidentifikasi usaha bahan kimia ilegal di kota tua Dhaka. Kampanye yang sama dilakukan di masa lalu tetapi tidak satupun dipandang berhasil.
Kurangnya peraturan keselamatan tercermin dalam tragedi tahun 2013 ketika lebih dari 1.100 orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terluka karena gedung pabrik pakaian di Dhaka ambruk.
Dhaka berpenduduk lebih dari 18 juta orang, sekitar 3,5 juta tinggal di daerah kumuh, lapor Bank Dunia. Ini adalah salah satu kota paling padat di dunia.