Sopir Italia Membajak dan Membakar Bus Sekolah yang Ditumpangi Anak-anak

0
790

Sebuah bus yang ditumpangi 51 anak sekolah dibajak oleh sopirnya sendiri dan dibakar di dekat kota Milan, Italia.

Anak-anak itu, sebagian dari mereka diikat, berhasil dikeluarkan melalui jendela belakang bus dan tidak ada yang terluka parah. Empat belas orang mengalami sesak napas karena asap.

Sopir bus tersebut, warga Italia berusia 47 tahun yang berasal dari Senegal, telah ditangkap.

“Tidak ada yang akan hidup,” si sopir diduga berkata.

“Ini keajaiban, ini bisa saja menjadi pembantaian,” kata kepala jaksa Milan Francesco Greco kepada media.

Seorang guru yang berada dalam bus mengatakan tersangka – yang menurut polisi bernama Ousseynou Sy – diketahui marah pada kebijakan imigrasi Italia dan pada kematian migran di Mediterania.

“Ia berteriak, ‘hentikan kematian di laut, saya akan lakukan pembantaian’,” kata juru bicara polisi Marco Palmieri.

Jaksa mengatakan tersangka diancam dengan dakwaan penculikan, percobaan pembunuhan massal, pembakaran, dan menolak penangkapan.

Pihak berwenang masih mempertimbangkan dakwaan terorisme terhadap tersangka, kata Greco.

Polisi sudah mengenal tersangka, yang pernah dihukum karena menyerang orang lain dan karena berkendara dalam keadaan mabuk, kata Alberto Nobili, kepala unit kontra terorisme di kantor kejaksaan Milan, dalam jumpa pers.

Apa yang terjadi

Para siswa beserta guru pengawas sedang diantar dari sekolah mereka di Valiati di Crema ke sasana olahraga, namun sopir bus tiba-tiba mengambil rute berbeda, tampaknya menuju bandara Linate Milan.

Ketika tersangka mulai mengancam para penumpang dengan pisau, seorang anak laki-laki menelepon orang tuanya, yang kemudian lapor polisi.

Polisi kemudian berusaha menghadang bus tersebut. Bus menabrak beberapa mobil polisi sebelum melambat.

Ketika bus berhenti, si sopir melompat keluar dan menyalakan api; sebelumnya, ia menyiram bus dengan bensin. Polisi berhasil memecahkan jendela belakang dan mengeluarkan penumpang sebelum bus dilalap api.

“Sungguh suatu keajaiban bahwa mereka [anak-anak] masih hidup dan kita harus berterima kasih kepada Carabinieri (polisi militer) untuk itu,” kata Greco.

Pejabat kementerian dalam negeri Italia menyelidiki kemungkinan untuk mencabut kewarganegaraan Italia si sopir, lansir kantor berita AFP.

Sebuah dekrit yang dikeluarkan pada September lalu memudahkan pemerintah untuk mendeportasi migran dan mencabut kewarganegaraan mereka jika mereka melakukan kejahatan serius.

Sikap keras Italia terhadap migran

Sejak berkuasa pada Juni tahun lalu, partai Liga yang berhaluan kanan dan partai populis Gerakan Lima Bintang telah menunjukkan sikap anti-imigrasi yang kuat.

Berada di garis depan para migran yang menyeberang Laut Mediterania ke Eropa, Italia berusaha menutup pelabuhannya bagi perahu migran.

Pada Selasa (19/03), sekitar 50 orang diselamatkan oleh sebuah kapal amal dari perahu karet di lepas pantai Libya dan dibawa ke pulau Lampedusa di Sisilia. Otorita Italia memerintahkan supaya kapal tersebut disita, dan membuka penyelidikan atas dugaan membantu imigrasi gelap.

Pada awal bulan ini, sekitar 200.000 orang menghadiri unjuk rasa anti-rasisme di Milan.