‘Sansa Stark’ Akui Krisis Identitas Seusai ‘Game of Thrones’

0
807

Seiring dengan berakhirnya serial ‘Game of Thrones‘ yang episode terakhirnya tayang pada Senin (20/5) waktu Indonesia, aktris Sophie Turner menceritakan tentang berbagai tekanan dan depresi yang dialaminya.

Merengkuh ketenaran di usia remaja, Turner harus menghadapi komentar warganet dan tekanan publik sendirian, hal-hal yang membuatnya bingung dan tak percaya diri.

“Ketika masa remaja Anda dipamerkan pada publik, itu suatu hal yang saya harap tak pernah terjadi. Saya pikir saya akan jauh lebih waras jika saja tidak mulai terdokumentasi pada usia 13 tahun, umur paling canggung, tak nyaman dan tak yakin pada dirimu sendiri,” kata Turner kepada ETOnline.

Pemeran Sansa Stark dalam ‘Game of Thrones‘ ini mengakui, sebagai akibat kerap ‘terpapar’ di media sosial, ia pernah hanya makan kacang. “Tiba-tiba metabolisme melambat di usia 17, 18, dan itu yang ditangkap kamera. Kulit saya dan segalanya. Orang mengomentarinya,” ujarnya.

“Saya jadi terlalu memperhatikan tubuh saya di usia sangat muda. Hal ini menyita pikiran saya, itu satu-satunya yang saya pikirkan. Menghitung kalori, segalanya,” lanjut Turner.

Akhirnya, Turner pergi menemui terapis yang membantunya mengatasi tekanan. Di saat seperti itu, kekasih yang kini menjadi suaminya, Joe Jonas sama sekali tak meninggalkan sisinya.

“Dia [Jonas] bilang, ‘saya tak bisa bersamamu sampai kau mencintai dirimu, saya tak bisa melihatmu mencintai saya lebih dari dirimu sendiri’. Itu… adalah sesuatu, dia mau melakukan hal seperti itu,” kata Turner.

“Saya pikir dia menyelamatkan hidup saya dengan cara tertentu,” ujarnya.

Turner mengungkapkan, setelah perannya sebagai Stark di ‘Game of Thrones‘ berakhir, ia kembali sempat merasa ‘goyang’. “Enam atau tujuh bulan lalu, setelah ‘Game of Thrones‘ selesai, saya mengalami guncangan karena itu yang terjadi ketika 10 tahun hidup Anda tiba-tiba berakhir begitu saja,” katanya.

“Anda tidak akan bisa menjadi karakter tersebut lagi. Saya jadi sedikit krisis identitas, merasa agak inferior. Kemudian, kau tahu, terapi sangat menolong dan sekarang saya pikir saya memiliki segalanya,” kata Turner.

Sumber : CNN [dot] COM