Presiden China, Xi Jinping, mengeluarkan peringatan keras terhadap pembangkang. Dia mewanti-wanti bahwa upaya untuk memecah-belah China akan berakhir dengan “tubuh-tubuh dihantam dan tulang diremukkan menjadi bubuk”.
Pernyataan Xi mengemuka dalam kunjungan kenegaraan ke Nepal, pada Minggu (13/10), sebagaimana dilaporkan media pemerintah CCTV.
Xi tidak menyebut suatu kawasan secara spesifik, tapi ucapannya dipandang sebagai peringatan terhadap para demonstran di Hong Kong, tempat unjuk rasa anti-Beijing telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Demonstrasi damai di Hong Kong kembali berujung pada aksi kekerasan pada Minggu (13/10).
Stasiun-stasiun transportasi publik dan toko-toko yang dipandang pro-Beijing dirusak.
Apa yang dikatakan Xi Jinping?
“Siapapun yang mencoba membelah kawasan manapun dari China akan musnah, tubuh-tubuh mereka akan dihantam dan tulang-tulang diremukkan menjadi bubuk,” kata Xi sebagaimana dikutip Kementerian Luar Negeri China pada Minggu (13/10).
“Setiap kekuatan asing yang mendukung perpecahan China cuma bisa dianggap berkhayal oleh rakyat China,” ujar Xi.
Sejak demonstrasi Hong Kong berlangsung empat bulan lalu, China menyalahkan “kekuatan asing” sebagai pihak yang membuat unjuk rasa berkepanjangan.
Pemerintah China juga menuding Amerika Serikat dan Inggris mencampuri urusan dalam negeri.
Mengapa komentar Xi penting?
Xi Jinping belum pernah melontarkan pernyataan langsung mengenai demonstrasi di Hong Kong sehingga ucapannya di Nepal dianggap sebagai peringatan keras pertama yang dikeluarkannya.
Sejauh ini Beijing meyakini kepolisian Hong Kong mampu menangani krisis tersebut. Namun, para demonstran risau Beijing bisa mengirim pasukannya untuk mengakhiri kekerasan di Hong Kong.
Skenario ini dianggap sulit terjadi karena akan ada konsekuensi serius. Beberapa pengamat menilai jika China mengirim pasukan, pembantaian aktivis pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen pada 1989 bakal terulang.
Apa kejadian terkini?
Demonstrasi berlangsung setiap akhir pekan sejak Juni dan berlangsung di setiap distrik sehingga menyebabkan gangguan meluas.
Lebih dari 2.300 orang telah ditangkap sejak aksi pembangkangan sipil dimulai.
Pada Minggu (13/10), terjadi pawai di sejumlah kawasan dan pada sore setidaknya 27 stasiun MTR Hong Kong ditutup.
Kepolisian mengklaim menggunakan “kekuatan minimum” untuk membubarkan massa, namun tayangan televisi memperlihatkan orang-orang yang berbelanja terjebak di antara kekacauan. Beberapa di antara mereka berteriak dan terlihat cedera saat aparat merangsek ke pusat perbelanjaan.
Sejumlah bom molotov dilemparkan ke kantor polisi Mong Kok dan seorang petugas mengalami cedera di bagian leher. Dia dilaporkan dalam kondisi stabil di rumah sakit, seperti dilaporkan harian South China Morning Post.