Tiga peneliti meraih Penghargaan Nobel Kimia 2019 atas jasa mereka sebagai penemu baterai lithium ion yang membuka jalan bagi pengembangan ponsel pintar.
Akademi Sains Kerajaan Swedia mengumumkan bahwa ketiga orang tersebut adalah John Goodenough dari Amerika Serikat, Stanley Whittingham warga Inggris, dan Akira Yoshino asal Jepang.
Mereka bertiga akan menerima langsung penghargaan tersebut dari Raja Carl XVI Gustaf dalam upacara resmi di Stockholm pada 10 Desember mendatang.
Ketiganya juga akan berbagai sama rata hadiah sebesar 9 juta kronor atau setara Rp12,8 miliar. Dalam keterangannya, pihak juri menjabarkan beberapa alasan ketiga ilmuwan tersebut layak mendapatkan penghargaan dan hadiah.
“Baterai ringan, dapat diisi ulang, dan kuat ini sekarang sudah dipakai di berbagai perangkat, mulai dari telepon genggam hingga laptop, juga kendaraan listrik,” demikian pernyataan juri yang dikutip AFP.
Selain itu, baterai ini juga dapat menampung cukup banyak dari dari tenaga surya dan angin, memungkinkan pengembangan masyarakat bebas bahan bakar fosil.
“Baterai litium sudah merevolusi kehidupan kita sejak pertama kali masuk pasar pada 1991. [Baterai ini] membawa manfaat terbaik bagi manusia,” tulis juri.
Menyambut kabar tersebut, Whittingham mengaku “sangat bersyukur dapat menerima penhgargaan ini.”
Penerima nobel tertua tersebut mengatakan bahwa penelitiannya “membantu mempercepat penampungan dan penggunaan daya pada tingkat mendasar, dan saya berharap pengakuan ini dapat membantu sorotan terhadap masa depan energi bangsa [AS].”
Senada dengan Whittingham, Akira Yoshino juga mengaku sangat bersyukur dan tak menyangka mendapatkan nobel. Ia sendiri baru menggunakan ponsel dalam beberapa tahun belakangan.
“Saya selalu merasa sedikit menolak telepon genggam, jadi saya tak pernah punya sampai belakangan ini,” ucap Akira.