Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) terus merampungkan proyek ‘roket bertingkat’ -sebutan LAPAN, tanpa awak untuk meluncurkan satelit. Roket yang dimaksud merupakan peluncur pertama hasil karya anak bangsa.

Selama ini Indonesia masih menggunakan peluncur dari negara lain, seperti roket buatan India.

“Target kami untuk roket bertingkat, tentu untuk mencapai ketinggian yang lebih tinggi lagi supaya nantinya bisa dipakai untuk meluncurkan satelit,” kata Ketua LAPAN Thomas Djamaludin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (15/11).

“Untuk satelit-satelit yang sekarang dikembangkan kemungkinan dalam beberapa tahun ke depan, masih menggunakan satelit mitra internasional. Setidaknya untuk tahun depan, menggunakan roket milik India,” tambahnya.

Nantinya, pada tahap awal roket ini akan diluncurkan melalui bandar antariksa di Kabupaten Biak, Papua yang ditargetkan dapat beroperasi sebelum 2024.

Sebab menurut Thomas, lokasi uji terbang roket yang ada saat ini yaitu di kecamatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat sudah tidak layak.

“Sebut saja roket yang ukurannya lebih besar tidak aman lagi kalau di uji terbang di Garut, tepatnya di wilayah Pameungpeuk. Kami harus mencari tempat yang lebih layak dan pilihan kami di Biak,” tuturnya.

Menyoal satelit, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) saat ini tengah menyiapkan hight throughout sattelite (HTS) multi fungsi yang akan dinamakan Satelit Satria.

Satelit yang telah disiapkan selama dua tahun ini rencananya akan meluncur 2022 mendatang. Satria akan memiliki kapasitas internet pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas besar, sehingga bisa digunakan untuk menyediakan jaringan internet merata di seluruh pelosok Indonesia.

Satelit multifungsi ini akan memberikan sinyal broadband ke daerah terluar Indonesia yang tidak dapat diakses dengan kabel serat optik, khususnya di Kalimantan dan Papua.

SateliĀ itu akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik. Setidaknya ada 140 ribu titik yang tidak dapat akses internet lantaran tidak terjangkau oleh kabel tersebut.

Sebelumnya, Kemenkominfo juga sempat meluncurkan Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dari Cape Canaveral, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX 22 Februari 2019.