Gerhana Matahari Cincin Bisa Ganggu Aktivitas Telekomunikasi

0
734

Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada 26 Desember. Fenomena alam ini umum terjadi saat bulan baru dan bulan purnama atau saat Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam suatu garis lurus.

Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin mengatakan bahwa, GMC mengakibatkan pasang air laut maksimum dan mengganggu frekuensi telekomunikasi yang menggunakan ionosfer.

“GMC [Gerhana Matahari Cincin] tidak ada pengaruh khusus pada bumi, hanya efek pasang air laut maksimum di pantai seperti umumnya saat bulan baru,” kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (17/12).

Sementara itu, aktivitas telekomunikasi akan terganggu untuk sementara waktu karena kurangnya intensitas cahaya di bumi. Gerhana Matahari memengaruhi lapisan ionosfer yang merupakan lapisan udara berada sekitar 100 kilometer lebih di atas permukaan bumi.

Ketika Gerhana, akan terjadi penurunan ionisasi pada lapisan tersebut. Lapisan ionosfer sendiri berperan untuk mempercepat frekuensi yang umum digunakan untuk jaringan komunikasi.

“Pengurangan intensitas cahaya selama fase gerhana matahari mungkin juga berpengaruh pada ionosfer selama beberapa saat,” pungkasnya.

Gerhana Matahari Cincin sendiri terjadi ketika Bulan lewat di antara Bumi dan Matahari. Meski begitu, jarak antara Bumi dan Bulan saat gerhana dapat menentukan jenis gerhana yang akan dilihat manusia di Bumi.

Saat GMC tiba, Bulan tak melulu menutup seluruh sinar Matahari. Selain itu jarak antara Bumi dan Bulan selalu berubah karena orbit elips Bulan yang berbentuk seperti telur.

Artinya, ada waktu di mana Bulan lebih dekat ke Bumi dan muncul sedikit lebih besar di langit. Kemudian ada saat di mana Bulan berjarak lebih jauh terlihat sedikit lebih kecil di langit.

LAPAN mengatakan GMC dapat diamati di Sumatera Utara (Sibolga, Padang Sidempuan), Riau (Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, Pulau Rangsang), Kepulauan Riau (Batam, Tanjung Pinang).

Kemudian di Kalimantan Barat (Singkawang), Kalimantan Utara (Makulit, Tanjung Selor), dan Kalimantan Timur (Berau).

Namun GMC tidak dapat dinikmati masyarakat yang tinggal di Jabodetabek. Masyarakat masih bisa melihat Gerhana Matahari sebagian mulai pukul 10.43 WIB dan akan berakhir pukul 14.52 WIB.

Saat ditemui CNNIndonesia.com di Gedung Trans Media pada 24 Agustus, Bupati Siak Alfredi mengatakan pihaknya telah mempersiapkan acara khusus untuk menyambut GMC. Acara ini bakal diselenggarakan di Kampung Bunsur, kecamatan Sungai Apit, kabupaten Siak, Riau.

“Tiga hari sebelum acara, nanti akan ada pemutaran film sains lalu hiburan dan doa bersama serta acara religius lainnya,” tuturnya.

Lebih lanjut kata Alfredi, posisi terbaik untuk mengamati gerhana matahari ada di Kampung Busur. Festival GMC 2019 akan dimulai pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB namun gerhana matahari baru akan muncul pukul 12.15 WIB sampai 12.19 WIB.

“Tentu ini kan kejadian langka mungkin ribuan tahun, lalu kita mulai launching [Festival Gerhana Matahari Cincin 2019] dari bulan Februari 2019,” pungkasnya.

Sumber : CNN [dot] COM