Pneumonia misterius China alias pneumonia Wuhan menyita perhatian dunia awal tahun ini. Penyakit yang disebabkan coronavirus tipe baru ini disebut memiliki tiga gejala utama.
“Ada tiga gejala yang perlu kita waspadai, demam karena radang di jaringan paru, batuk baik kering atau berdahak, dan kesulitan bernapas,” jelas Erlina Burhan, Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) saat konferensi pers di Rumah PDPI, Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (17/1).
Akan tetapi, lanjut Erlina, bukan berarti saat ketiga gejala timbul pada seseorang, bisa dipastikan orang tersebut terkena penyakit pneumonia Wuhan. Dia menyarankan, saat timbul gejala demam, batuk dan kesulitan bernapas misal dada berat, napas pendek, atau sesak sebaiknya segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat.
Di fasilitas kesehatan, pasien akan ditangani dan ditelusuri riwayat penyakit. Jika diperlukan kadang ada instruksi untuk foto thorax atau rontgen dada juga pemeriksaan dahak jika mengalami batuk berdahak.
Sementara itu, pneumonia merupakan kondisi radang di jaringan paru. Penyebabnya beragam mulai dari bakteri, virus hingga jamur. Kasus pneumonia di dunia setidaknya terjadi pada sekitar 450juta orang tiap tahun. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi pneumonia sekitar 2 persen.
“Untuk di Indonesia paling banyak karena bakteri. Bakteri ada banyak sekali ada bakteri gram positif seperti pneumokokus, lalu ada bakteri gram negatif misalnya, Pseudomonas aeruginosa. Kalau bakteri gram positif ini ringan saja, amoxicillin bisa mengatasi. Kalau yang bakteri gram negatif cukup berat dan harus dirawat,” ujarnya.
Erlina berkata penularan pneumonia terjadi lewat udara. Jadi virus, kuman atau jamur penyebab pneumonia musti terhirup dan masuk ke saluran napas. Dia menegaskan pneumonia tidak bisa tertular melalui sentuhan.
Selain karena infeksi virus, bakteri dan jamur penyebab pneumonia, pneumonia juga bisa disebabkan kolonisasi bakteri di saluran napas. Bakteri di saluran napas memperbanyak diri sehingga timbul radang.
“Kemudian juga dari alat kedokteran. Penggunaan alat kedokteran, misal alat masuk ke badan tapi ada kontaminasi kuman bisa terkena pneumonia. Ini disebut hospital acquired pneumonia (HAP),” kata Erlina.
Sumber : CNN [dot] COM