Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan penembakan massal di Kota Hanau jelas dilakukan oleh orang yang berpandangan ekstrem kanan.
Merkel mengatakan perkembangan akhir-akhir ini memperlihatkan rasisme dan kebencian telah meracuni masyarakat di Jerman dan berjanji pemerintah akan mengambil langkah apa pun untuk memerangi mereka yang ingin memecah belah masyarakat dan negara.
Penembakan di Hanau di Jerman barat menewaskan sembilan orang, sebagian di antaranya memiliki latar belakang sebagai pendatang.
Pemerintah di Ankara mengatakan, setidaknya lima dari korban tewas adalah warga negara Turki.
Aksi pelaku, laki-laki berusia 43 tahun, juga menyebabkan beberapa orang luka-luka.
Menurut keterangan polisi, penembakan terjadi di dua bar sisha pukul 22:00 waktu setempat hari Rabu (19/02). Di kedua bar tersebut, kebanyakan pengunjungnya adalah etnik Kurdi.
Tersangka kemudian kabur ke rumahnya dan ditemukan tewas di sana, dan bersamanya ada jenazah satu orang lainnya.
Pihak berwenang menyatakan ada bukti bahwa pria bersenjata itu seorang ekstrem sayap kanan.
Menurut polisi, si tersangka membunuh dirinya sendiri. Tabloid Bild melaporkan ia adalah seorang warga Jerman yang punya izin kepemilikan senjata.
Amunisi serta magasin peluru ditemukan di mobilnya.
Menurut surat kabar Bild, si penembak ini mengungkapkan pandangan sayap kanannya dalam sepucuk surat pengakuan dan video. Namun ini semua belum dipastikan secara resmi.
Kejaksaan Federal Jerman yang menyelidiki kejahatan terorisme telah mengambil alih kasus ini.
Seorang juru bicara mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ada “tanda-tanda motivasi xenophobia” dalam penembakan tersebut.
Apa yang kita ketahui tentang penembakan ini?
Kejadian pertama terjadi di bar sisha Midnight di pusat kota Hanau yang terletak sekitar 25 km sebelah timur Frankfurt. Saksi mata melaporkan adanya belasan suara tembakan, dan setidaknya tiga orang meninggal dunia.
Tersangka kemudian pergi dengan mobil berwarna gelap menuju daerah Kesselstadt dan melancarkan aksi di Arena Bar & Cafe, di mana sedikitnya lima orang tewas.
Bar Shisha merupakan tempat di mana orang-orang sering berkumpul untuk menghirup asap dari pipa yang dikenal dengan nama sisha atau hookah.
Secara tradisional, sisha banyak ditemukan di Timur Tengah dan Asia, dan kini juga populer di berbagai belahan dunia.
Penembakan ini memicu pencarian tersangka selama tujuh jam. Petugas saat itu membuka kemungkinan adanya lebih dari satu tersangka.
“Alamat rumah diblokir secara ekstensif oleh polisi dan dirazia oleh pasukan khusus. Dua jenazah ditemukan. Salah satunya kemungkinan besar adalah si pelaku,” kata kepolisian dalam pernyataan mereka.
Wali Kota Hanau, Claus Kaminsky mengatakan kepada Bild ini adalah “malam yang mengerikan”.
“Anda bisa bayangkan malam yang sangat buruk. Ini akan membuat kita sibuk dalam waktu lama, dan akan jadi kenangan buruk. Saya sangat sedih,” ujarnya.
Hanau, ibu kota Negara Bagian Hesse adalah kota berpenduduk 100.000 orang.
Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Hesse, Peter Beuth mengatakan kasus ini diperlakukan sebagai serangan teroris, dengan indikasi awal adanya motivasi anti orang asing.
Can-Luca Frisenna yang bekerja di sebuah kios dekat lokasi penembakan mengatakan ayah dan abangnya berada di wilayah itu ketika penembakan terjadi.
“Seperti dalam film. Seperti ada orang sedang bikin gurauan sangat buruk kepada kita,” katanya kepada kantor berita Reuters.
“Saya tak bisa paham apa yang terjadi. Rekan-rekan saya, semuanya seperti keluarga. Mereka juga tak mengerti apa yang terjadi”.
Mencari jawaban
Menurut wartawan BBC di Berlin, Damien McGuiness, sulit untuk memastikan apa yang terjadi sampai jelas siapa pelaku.
Menurutnya, di Jerman ada sejumlah serangan teror dalam beberapa tahun terakhir. Namun beberapa insiden serius yang awalnya dilabeli sebagai terorisme ternyata terkait kejahatan terorganisir atau drama keluarga.
Maka orang-orang tidak berani cepat-cepat menarik kesimpulan.
Reaksi ‘kejahatan mengerikan’
Katja Leikert, anggota parlemen Jerman yang mewakili Hanau mengatakan: “Semoga mereka yang terluka segera sembuh. Ini peristiwa yang buruk sekali bagi kita semua”.
Di Twitter, juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan: “Simpati saya bersama warga Hanau pagi ini, di mana kejahatan mengerikan itu terjadi.”
Serangan ini terjadi empat hari sesudah sebuah penembakan di Berlin, yang terjadi di dekat pertunjukan komedi Turki di gedung konser Tempodrom, menewaskan satu orang.
Hukum kepemilikan senjata di Jerman termasuk salah satu yang paling ketat di dunia, dan semakin diperketat belakangan ini sesudah adanya kasus penembakan massal.