Rangkaian erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu (11/3) siang hingga sore ini terjadi akibat longsoran kubah lava sisi barat daya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi menjelaskan erupsi kali ini tergolong efusif yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.

“Awan panas yang terjadi pada hari ini itu terkait (runtuhnya) kubah lava sebelah barat daya,” kata Agus Budi dalam jumpa pers secara daring, Sabtu sore.

Runtuhnya kubah lava sebelah barat daya inilah yang memicu awan panas guguran sepanjang siang hingga sore ini dengan jarak luncur terjauh 4 kilometer ke arah barat daya atau Sungai Bebeng dan Krasak.

BPPTKG telah mengirimkan tim untuk yang melakukan pengambilan data menggunakan drone untuk memastikan kembali jarak luncur awan panas guguran dan volume serta dimensi kubah lava yang runtuh.

“Untuk memastikan jarak [luncur awan panas guguran] tersebut dan luasannya, dan juga nanti mudah-mudahan kita dapat volumenya (kubah lava),” paparnya.

Sementara, mengacu kepada laporan mingguan BPPTKG berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023, volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.267.400 meter kubik.

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi hingga saat ini terhitung masih tinggi. Meliputi vulkanik dalam (VTA) 77 kejadian/hari; vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian/hari; multifase (MP) 6 kejadian/hari; dan guguran (RF) 44 kejadian/hari.

“Deformasi juga cukup tinggi, yaitu dengan kecepatan 0,5 centimeter per hari,” papar Agus Budi.

Agus Budi menuturkan, meskipun aktivitas seismik dan deformasi tersebut tidak menjadi prekursor dari rangkaian awan panas guguran hari ini, tapi keduanya menunjukkan bahwa masih ada suplai magma dari dalam. Artinya, potensi bahaya cukup tinggi.

“Potensi untuk keluarnya magma dari dalam gunung itu masih tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, Gunung Merapi yang berlokasi di perbatasan wilayah DIY dan Jawa Tengah sejak Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB. BPPTKG melaporkan erupsi masih terjadi hingga sore ini atau sekitar pukul 16.40 WIB tadi.

Hasil pemantauan BPPTKG per pukul 16.00 WIB tadi, awan panas guguran tercatat keluar sebanyak 24 kali. Adapun jarak luncur awan panas guguran dari erupsi Merapi ini terjauh adalah 4 kilometer ke arah barat daya atau Sungai Bebeng dan Krasak.

Awan panas guguran terekam di seismograf dengan amplitudo 24-70 mm dan durasi 128-458 detik.

BPPTKG menyebut akitivitas vulkanik masih fluktuatif dan beberapa kali terjadi guguran yang terdengar dari pos pengamanan Gunung Merapi Babadan.