Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia (UI) Abdul Haris, mengatakan pihaknya membentuk tim multidisiplin yang melibatkan peneliti, dosen, ahli, dan rumah sakit yang dimiliki oleh UI untuk menghasilkan riset dan inovasi dalam mencegah, menekan laju persebaran, serta mengobati pasien virus corona Covid-19.
“Kegiatan penelitian yang dilakukan sivitas akademika UI dalam menghadapi Covid-19 didukung oleh dana riset dan inovasi UI senilai hampir 2 miliar rupiah,” kata Abdul Haris lewat keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (7/4).
Sejumlah alat yang telah diluncurkan dalam program jangka pendek adalah Bilik Disinfeksi berbasis ultraviolet untuk mencegah transmisi virus Covid-19 yang diciptakan oleh tim peneliti Fakultas Teknik UI (FTUI), Fakultas Kedokteran UI (FKUI), FMIPA, Sekolah Ilmu Lingkungan UI (SIL UI), RSUI, serta Research Center for Biomedical Engineering UI (RCBE UI).
“Kedua, alat ultraviolet disinfeksi peralatan medis oleh gabungan Tim peneliti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (FMIPA UI), FKUI, RSUI, SIL UI, dan Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI),” kata Haris.
Haris menambahkan saat ini UI juga tengah dalam penelitian dan pengembangan menciptakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis karya inovatif dari FTUI, FKUI, dan RSUI.
Adapun pengembangan riset dan inovasi program jangka menengah fokus dalam menekan laju persebaran Covid-19. Salah satu yang tengah diteliti dan dikembangkan adalah Instrumen Tes Cepat Covid-19 yang diciptakan oleh Tim peneliti FTUI, FKUI, dan RSUI.
Sementara untuk pengembangan riset dan inovasi jangka panjang fokus dalam menciptakan formulasi dan pengobatan Covid-19, UI sedang membuat pengembangan suplemen peningkatan imunitas tubuh untuk mencegah virus Covid-19 oleh gabungan Tim peneliti FTUI, FKUI, dan RCBE UI.
“Kami berharap dengan adanya dukungan dana yang UI berikan, penelitian dan inovasi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi nyata bagi penanggulangan pandemi global yang terjadi saat ini,” demikian Haris.
Sumber : CNN [dot] COM