China membantah menutup-nutupi kasus lonjakan kematian terbaru akibat wabah virus corona di negara itu.
Komentar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, muncul beberapa jam setelah korban tewas di Wuhan, lokasi virus pertama kali muncul, direvisi dengan tambahan 1.290 orang yang meninggal.
Dengan demikian total warga yang meninggal dunia akibat penyakit yang diakibatkan virus corona di Wuhan adalah 3.869.
Dia mengatakan angka kematian itu didasarkan hasil tinjauan statistik untuk memastikan keakuratan.
Mereka juga mengatakan bahwa revisi merupakan praktik umum di dunia internasional, demikian dilaporkan kantor berita Reuters.
Sebelumnya, media pemerintah China melaporkan bahwa para pejabat di kota Wuhan, Provonsi Hubei, telah merevisi angka kematian akibat virus corona sebanyak 50%.
Selama berminggu-minggu, para pejabat China telah dihujani kritikan dari pengamat, yang sejak awal mencurigai bahwa pemerintah China kemungkinan tidak melaporkan secara terbuka tentang jumlah korban meninggal akibat virus corona.
‘Ketidakakuratan’ laporan awal
Kematian di Wuhan saat ini dikatakan meningkat sebanyak 1.290 jiwa, sehingga jumlah total yang meninggal menjadi 3.869 jiwa, seperti dilaporkan Kantor berita AFP.
Lonjakan itu mengubah total angka kematian pasien Covid-19 di China, sehingga seccara nasional naik 39% menjadi 4.632 jiwa.
Angka itu diambil berdasarkan data terbaru yang diumumkan pemerintah China pada Jumat pagi (17/04).
Surat kabar pemerintah, China Daily mengutip kantor pusat pemerintahan kota Wuhan, yang mengatakan ada ketidakakuratan dalam laporan awal.
Dilaporkan pula bahwa tidak ada keterlibatan para pejabat terkait revisi angka kematian tersebut.
Wuhan, kota berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa, baru saja mengakhiri kebijakan lockdown yang berlangsung ketat pada 8 April lalu.