Menteri Riset dan Teknologi RI Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya sedang mengembangkan serum anti-virus corona (Covid-19) sebagai alternatif dari vaksin yang belum kunjung ditemukan.
Bambang menargetkan serum itu bisa diproduksi sendiri oleh Indonesia tiga bulan mendatang. Saat ini, kata dia, pemerintah dan mitranya sedang dalam proses pengembangan.
“Kita juga coba kembangkan serum Anticovid-19 oleh Biofarma, lembaga pemerintah nonkementerian, dan ITB. Dibutuhkan 2 hingga 3 bulan untuk kita bisa mendapatkan serum yang ampuh menghadapi Covid-19,” kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR RI yang disiarkan langsung situs dpr.go.id, Selasa (5/5).
Selain serum anti-corona, Bambang mengatakan pemerintah juga menyiapkan terapi konvalens plasma. Terapi ini menggunakan plasma darah pasien corona yang telah sembuh untuk disuntikkan ke tubuh pasien corona yang masih dalam perawatan.
Alternatif lainnya, pemerintah menyiapkan metode stem cell. Universitas Indonesia mengusulkan stem cell diterapkan untuk mengganti sel-sel pasien coroma yang telah rusak, terutama di bagian paru-paru.
Bambang menyebut ketiga alternatif itu akan disiapkan secepatnya selama vaksin masih dalam pengembangan. Dia berujar vaksin kemungkinan baru bisa diproduksi pada awal 2021.
“Saat ini izin etika dari Komisi Etik, baik untuk serum, konvalens plasma, maupun stem cell agar terapi ini berjalan lebih baik,” ujar Bambang.
Vaksin Corona Awal 2021
Bambang kemudian memprediksi Indonesia mulai bisa memproduksi vaksin virus corona sendiri mulai awal tahun 2021. Bambang mengatakan saat ini pengujian vaksin dilakukan pemerintah bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Menurutnya, butuh waktu paling sedikit satu tahun untuk mengembangkan virus tersebut.
“Mengenai waktunya memang masih sulit diperkirakan meskipun Eijkman sudah mengatakan kemungkinam tercepat 1 tahun, kira-kira dari bulan Maret kemarin. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik,” kata Bambang.
Bambang menjelaskan saat ini pengembangan virus masih tahap awal. Dia bilang Eijkman telah memulainya dengan menyetor tiga whole genome sequencing (WGS) virus corona khusus Indonesia ke Platform data virus influenza Internasional (GISAID).
Dia menjelaskan WGS itu nantinya akan dijadikan bakal vaksin. WGS akan dibuat protein recombinant guna menghasilkan antigen yang selanjutnya akan diuji coba sebagai vaksin.
“Kemudian dilakukan uji coba pada hewan in vivo, kemudian uji klinis pada manusia, kemudian pada skala produksi. Harapannya kemudian kita bisa produksi vaksin,” tuturnya.
Selain uji coba vaksin sendiri, Bambang membuka kemungkinan pemerintah bekerja sama dengan negara lain untuk mengembangkan vaksin corona khusus Indonesia.
“Harapannya nanti vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif terutama virus yang kemungkinan beredarnya di Indonesia,” ujarnya.
Sumber : CNN [dot] COM