Lomba papan dayung di danau biasa sudah cukup memicu adrenalin. Bagaimana dengan berlomba di danau bawah tanah yang gelap gulita? Para pedayung berikut ikut serta dalam Bat Race, alias Lomba ‘Kelelawar’, di danau bawah tanah terbesar Eropa yang terletak di Swiss. 

Berlomba dalam kompetisi papan dayung berdiri saja sudah cukup sengit berkat popularitas olahraga tersebut, apalagi berlomba di danau bawah tanah terbesar di Eropa. Lokasi yang tak umum itu menambah tingkat kesulitan kompetisi.

Sekitar 60 pedayung ikut serta dalam lomba yang diselenggarakan di kota St-Leonard di Swiss Sabtu (12/3) lalu, yang merupakan bagian dari tujuh tahapan Alpine Lakes Tour.

Benoir Mouren, salah satu panitia perlombaan itu, mengatakan, “Tempatnya gelap, bahkan ketika ada cahaya. Selain itu, berolahraga di tempat seperti ini membuat kami cepat menyadari bahwa kami merasa kekurangan oksigen, kami sulit bernapas. Akan tetapi, kegiatan ini utamanya memang dilakukan untuk bersenang-senang, agar bisa bilang, ‘saya lagi mendayung di bawah tanah nih.’ Ini satu-satunya lomba yang seperti ini di dunia.”

Para pedayung berlomba di atas danau dengan rute sepanjang 300 meter yang diterangi cahaya. Lomba itu menjadi bagian istimewa dari tur yang diikuti para atlet. Panitia menamainya Bat Race alias Lomba Kelelawar karena dilakukan di dalam gua.

Salah satu peserta, Didier Maximilien, mengatakan, “Kalau di sini lebih tertutup. Kalau di laut ada langit terbuka, di sini kami di gua. Tapi ini luar biasa. Tempatnya sungguh cantik. Airnya jernih sekali, kami melihat ikan trout di bawah sana, sangat indah.”

Pedayung perempuan juga ikut serta pada acara tersebut. Leilou Spano menuturkan, “Ini hari yang luar biasa karena kita ada di danau bawah tanah, dan ini satu-satunya di sini, tak ada yang seperti ini di mana pun. Suasana di sini luar biasa karena kita ada dalam kegelapan, kita mendayung tanpa tahu arah. Suasananya sangat menyenangkan. Ini benar-benar orisinal.”