Menantang Adrenalin Berwisata Petualangan di Gianyar

0
599

Bali tak hanya menawarkan keindahan alam yang menakjubkan. Di salah satu pulau destinasi wisata favorit #DiIndonesiaAja itu, wisatawan juga bisa menantang adrenalin seperti di Desa Bresela dan Desa Taro.

Di Desa Bresela, Kecamatan Payangan, Gianyar, ada Abiansila Adventure yang siap menemani petualangan Anda. Desa yang diperkirakan sudah berumur seribu tahun lebih itu memiliki rute menantang seperti hutan bambu, terowongan, lumpur, dan sungai yang menarik dijelajahi menggunakan ATV.

Tak perlu khawatir dengan kebersihan dan kesehatan, karena di Desa Bresela telah diterapkan protokol kesehatan sesuai standart meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Tak hanya bagi pengelola, wisatawan pun disarankan memakai masker saat berpetualang dengan ATV.

 

“Sesuai dengan arahan dari pemerintah, kita harus mengikuti segala protokol yang berkaitan dengan kesehatan. Semua staf kita wajibkan memakai masker, setiap datang (kerja) cek suhu (badan),” kata Nida Sudewa, Activity Manager Abiansila Adventures.

Nida mengatakan, pengunjung yang belum punya pengalaman mengendarai ATV akan dilatih terlebih dahulu, atau bisa juga dibonceng pemandu. Selama perjalanan, ada leader guide dan runner guide yang menjaga di depan dan belakang. Rute yang ditempuh antara lain meliputi terowongan, air terjun setinggi 140 meter, dan sungai yang mengalir tenang.

Kanza Tamarindora, salah satu pengunjung mengaku dirinya sempat tak percaya diri menunggangi ATV, apalagi saat harus melewati terowongan sepanjang 30 meter.

“Awalnya deg-degan karena gelap, ternyata ketika di tengah sudah ada lampu. Saya sedikit basah karena ada tetesan air dari sumber mata air yang di atas. Cukup menantang, karena jalannya sempit,” tutur Kanza sebelum melanjutkan perjalanan.

Sementara di Desa Taro yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Desa Bresela, pengunjung bisa mengayuh sepeda sambil menikmati suasana pedesaan yang sejuk. Desa ini memiliki perkebunan aren, serta Alas Taro atau Hutan Taro yang sakral bagi masyarakat setempat di mana pada hari-hari tertentu, digelar ritual keagamaan. Alas Taro sendiri berfungsi sebagai paru-paru desa dan penjaga sumber mata air, juga sebagai refleksi keadaan Bali di zaman dulu.

Sekitar tiga kilometer dari Alas Taro, ada Pura Agung Gunung Raung. Anda juga akan menjumpai hamparan sawah, serta para petani yang sedang mengolah lahan. Satu keunikan lain di Desa Taro adalah keberadaan lembu putih. Sapi yang memiliki kulit bak albino itu berjumlah 56 ekor, merupakan hewan langka yang hanya ada di Bali. Sapi-sapi tersebut dianggap suci karena dipercaya menjadi kendaraan Dewa Siwa, sehingga menjadi simbol kehadiran Siwa.

Menyadari memiliki pariwisata sebagai unggulan, masyarakat desa pun bertekad menjaga kelestarian lingkungan demi keberlanjutan ekonomi. Antara lain, dengan mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

“Harapannya bisa berkontribusi baik buat alam itu sendiri, sehingga dalam pengembangan kepariwisataan, itu saling memberi. Di mana selama alam itu terjaga dengan baik, maka alam itu akan jadi lebih indah, lebih lestari. Di satu sisi, kita juga mengembangkan kepariwisataan yang memang mengutamakan keindahan, kebersihan, dan saya kira itu sebuah sinergisitas yang penting,” ujar Ketua Pokdarwis Desa Wisata Taro, I Wayan Wardika.

Tak hanya penduduk setempat dan pengelola destinasi wisata, rasa tanggung jawab pun wajib dimiliki oleh wisatawan. Saat membantu pergerakan roda perekonomian lokal sambil berwisata #DiIndonesiaAja, pengunjung harus tetap menerapkan protokol kesehatan, serta menjaga kebersihan di lokasi.

Sumber : CNN [dot] COM