Tiga orang meninggal dunia akibat terinfeksi bakteri “pemakan daging” yang langka. Peristiwa ini terjadi di negara bagian New York dan Connecticut, Amerika Serikat belum lama ini.

Infeksi ini disebabkan bakteri Vibrio vulnificus yang hidup di air asin dan air payau di pesisir pantai, yang berarti campuran air asin dan air tawar. Mikroba ini dan sepupunya dalam genus Vibrio paling banyak ditemukan di lingkungan seperti itu antara bulan Mei dan Oktober.

Pejabat kesehatan New York mengumumkan Vibrio vulnificus telah diidentifikasi pada seseorang yang baru saja meninggal dunia dari Suffolk County di bagian timur Long Island.

“Kematian di Suffolk County masih diselidiki untuk menentukan apakah bakteri tersebut ditemukan di perairan New York atau di tempat lain,” demikian bunyi pernyataan tersebut, mengutip Live Science, Jumat (18/8).

“Sementara itu, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York minggu ini mengingatkan para penyedia layanan kesehatan untuk mempertimbangkan Vibrio vulnificus ketika melihat individu dengan infeksi luka parah atau sepsis [reaksi kekebalan tubuh yang berbahaya] dengan atau tanpa infeksi luka,” lanjut keterangan tersebut.

Kematian warga Suffolk County ini menyusul tiga infeksi Vibrio vulnificus yang baru-baru ini dilaporkan di Connecticut. Antara tanggal 1 Juli dan 28 Juli, Departemen Kesehatan Masyarakat Connecticut mendapat informasi tentang tiga infeksi pada penduduk berusia 60 hingga 80 tahun.

Ketiga orang tersebut dirawat di rumah sakit, dan pada Selasa (15/8), dua orang telah meninggal dunia.

Dua kasus di Connecticut disebabkan oleh orang-orang yang berenang dengan luka terbuka di perairan asin atau payau di Long Island Sound, yang terletak di antara Connecticut dan New York. Kasus ketiga terkait dengan orang yang mengonsumsi tiram mentah.

Bagaimana seseorang bisa terinfeksi bakteri “pemakan daging”?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan seseorang dapat terpapar bakteri ini ketika mereka berenang dengan luka terbuka atau memakan kerang mentah maupun setengah matang, termasuk tiram. Luka juga dapat terinfeksi jika terpapar makanan laut mentah atau setengah matang, cairan atau kotorannya.

Meskipun lusinan spesies Vibrio dapat menyebabkan penyakit yang relatif ringan pada manusia, hanya Vibrio vulnificus yang dapat menyebabkan infeksi luka dan mengancam jiwa dan “memakan daging”. Secara medis hal ini dikenal sebagai necrotizing fasciitis dan infeksi semacam itu menyebabkan daging di sekitar luka dan mati dengan cepat.

CDC mengungkap satu dari lima orang yang terinfeksi Vibrio vulnificus akan meninggal, seringkali dalam satu atau dua hari setelah terpapar. CDC juga memperkirakan setiap tahunnya sekitar 80 ribu orang di AS sakit karena vibriosis, dan 100 orang meninggal karena infeksi tersebut.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit hati, kanker, diabetes, HIV, atau kelainan darah talasemia yang diwariskan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena dan mengalami komplikasi parah akibat infeksi Vibrio.

Untuk membantu mencegah infeksi Vibrio, orang yang memiliki luka atau baru saja ditindik atau ditato harus menghindari kulitnya terkena air laut yang hangat di lingkungan pantai, atau menutup luka mereka dengan perban tahan air.

Departemen kesehatan New York juga menyarankan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah harus menghindari makan kerang mentah atau setengah matang. Selain itu, setiap orang harus mengenakan sarung tangan saat menangani kerang mentah dan mencuci tangan dengan sabun dan air setelah selesai.