Nikon Indonesia tutup dan telah berpamitan dari Tanah Air, berhenti beroperasi. Tidak disebutkan apa alasan Nikon, namun mungkin terkait persaingan bisnis yang makin ketat, terutama dengan smartphone yang kameranya kian hari kian canggih.
“Setelah hampir 8 tahun perjalanan Nikon Indonesia, kami informasikan bahwa hari ini tanggal 21 Oktober 2020 adalah hari terakhir Imaging Division PT Nikon Indonesia beroperasi di Indonesia,” demikian pengumuman Nikon.
Pasar kamera memang tidak sejaya dulu. Pada saat iPhone diluncurkan di 2007, masih ada 100 juta kamera digital dikapalkan ke seluruh dunia. Pada tahun 2018, pasar kamera digital anjlok 80% menjadi 19 juta unit saja.
“Fotografi dulu adalah untuk orang kaya. Apa yang kita lihat dengan smartphone adalah demokratisasi memotret. Saat ini, ada 5 miliar smartphone di tangan orang dewasa dan kita bisa mengambil foto di manapun. Di masa depan, kamera tidak akan pergi tapi memang akan kembali jadi niche market,” cetus Damian Thong, analis di Macquarie Group.
Perkembangan itu jelas berdampak pada Nikon, salah satu produsen kamera besar dan tertua. Perusahaan pusat Nikon sebenarnya sudah berusaha melakukan diversifikasi bisnis, di mana mereka makin banyak menjual produknya ke perusahaan lain, bukan konsumen.
Mereka antara lain memproduksi sistem mikroskop, kaca optik dan berinvestasi pada Velodyne Lidar, pembuat sensor Lidar. Mereka juga mengakuisisi Optos, perusahaan pencitraan retina. Namun demikian, kamera masih jadi bagian penting dari penjualannya.
Kondisi keuangan Nikon tidak cukup baik. Pada tahun fiskal 2020, pendapatan USD 5,48 miliar merupakan penurunan 16,6% dari tahun sebelumnya. Kemudian jumlah laba USD 62 juta, anjlok hampir 92%. PHK pun dilakukan yang menimpa sekitar 700 karyawan di kawasan Asia Tenggara.
Kabar buruknya, beberapa analis meyakini pasar kamera digital bakal turun jauh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Itu karena tren terkini, konsumen lebih memilih smartphone dengan lensa multi ketimbang kamera DSLR yang mahal dan berat.
Tanda-tandanya pun jelas. Pada tahun 2017, Nikon menutup pabriknya di Jiangsu yang memproduksi kamera digital dan lensa DSLR. Itu karena meningkatnya popularitas smartphone dan makin turunnya pasar kamera kompak.
“Karena meningkatnya smartphone, pasar kamera digital anjlok dengan cepat, membuat operasional menurun dan menciptakan kondisi bisnis yang sulit,” kata Nikon kala itu mengenai alasan penutupan pabrik.
Namun demikian, Nikon tetap optimistis. “Kamera profesional dan konsumer sama pentingnya bagi Nikon saat ini seperti halnya di masa silam. Nikon percaya bahwa kamera akan berkembang lebih bagus di saat teknologi imaging berkembang,” kata juru bicara perusahaan, Yosuke Toyoda yang dikutip detikINET dari CNBC, Kamis (22/10/2020).