1 dari 10 Panggilan Spam di Indonesia adalah Penipuan

0
633

Truecaller, aplikasi identifikasi telepon dan pemblokir spam kenamaan belum lama ini merilis Truecaller Insights Report 2020. Dalam laporan tersebut, Truecaller mengungkapkan tren spam telepon di dunia termasuk Indonesia sepanjang tahun 2020.

Seperti juga sudah kami beritakan sebelumnya, dalam laporan tersebut, Indonesia berdasarkan hasil riset Truecaller duduk di peringkat ke enam sebagai negara penerima panggilan spam terbanyak di dunia. Truecaller mengungkapkan, lembaga keuangan, penyedia asuransi, dan operator telekomunikasi masih menjadi tiga institusi utama pengirim spam di Nusantara dengan presentasi 52, 25 dan 11 persen.

Pada tahun 2020, Truecaller mengungkapkan bahwa 1 dari 10 panggilan spam di Indonesia ternyata adalah upaya penipuan. Pelaku penipuan sering menghubungi korban dan meminta kode OTP yang dikirimkan ke ponsel mereka. Penipu lalu menggunakan kode-kode ini untuk mengakses dompet elektronik atau rekening bank korban.

Kim Fai Kok, Director of Communications Truecaller dalam laporan resmi yang diterima JawaPos.com menyebut, laporan ini akan terus mengingatkan kita bahwa spam dan penipuan telah menjadi bagian yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari. ’’Indonesia, masuk dalam daftar 20 Negara penerima spam tertinggi di dunia bersanding dengan India, dan Vietnam,’’ terang Kim Kai Fok.

Sementara negara-negara tetangga, seperti Malaysia, telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam mengurangi panggilan spam, hingga berhasil keluar dari daftar Truecaller tersebut tahun ini.

’’Setiap tahun kami menerbitkan Truecaller Insights Report, dan laporan ini terus mengingatkan kita bahwa spam dan penipuan telah menjadi bagian yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, di tahun yang sulit ini, para penipu dan pengirim spam masih menemukan cara-cara baru untuk mengganggu masyarakat di seluruh dunia,’’ paparnya.

Sejauh ini, pada 2020, Truecaller juga mengklaim telah membantu memblokir dan mengidentifikasi total 31,3 miliar panggilan spam. Angka itu bahkan meningkat 18 persen dibandingkan tahun lalu.

Hal itu terjadi karena semakin banyak pengguna yang mengandalkan Truecaller – dan di sisi lain, semakin banyak pula jumlah panggilan dari pelaku spam. Truecaller juga telah membantu mengidentifikasi 145,4 miliar panggilan tidak dikenal, meningkat 25 persen dibandingkan pada 2019.

Walaupun 2020 telah menjadi tahun yang sulit dan penuh tantangan, pandemi Covid-19 hanya mampu membendung angka spam pada Maret–April, terutama pada saat virus itu menyebar dengan cepat dan berbagai negara memberlakukan lockdown ketat. Jumlah panggilan spam merosot di periode tersebut.

Namun, sejak Mei hingga Oktober 2020, semakin banyak oknum yang memanfaatkan kondisi yang serba tidak pasti di tengah pandemi. Pada Mei, jumlah panggilan spam mulai tumbuh kembali dan terus meningkat 9,7 persen per bulan. Truecaller mencatatkan angka panggilan spam tertinggi di bulan Oktober, yaitu 22,4 persen lebih tinggi dari periode pra-lockdown.

’’Di era pandemi seperti ini, ketika semuanya harus dilakukan serba online, nomor ponsel kita berfungsi layaknya ‘DNA’. Kita tidak hanya menggunakannya untuk menelepon, tapi juga untuk mengakses aplikasi, login, dan bahkan tersambung langsung ke dompet digital atau rekening bank kita,’’ tutur Kim.