Para ilmuwan berlomba-lomba untuk meneliti sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, juga menggantikan energi bahan bakar fosil yang semakin menipis.
Selain ‘Matahari Buatan’ yang memanfaatkan reaksi fusi nuklir sedang diteliti para ilmuwan China dan dunia, banyak energi alternatif lainnya yang bisa menjadi opsi untuk digunakan di masa depan.
Berikut beberapa energi alternatif ramah lingkungan yang mungkin bisa digunakan untuk pengganti energi fosil.
1. Penyerapan Karbon
Batu bara telah lama digunakan manusia sebagai sumber utama energi. Namun batu bara menimbulkan emisi karbon yang merusak atmosfer.
Berawal dari problem tersebut, para ilmuwan mencoba menyerap karbon yang dibuang oleh pembangkit listrik untuk digunakan kembali sebagai sumber energi.
Harapannya, meskipun bukan teknologi pembangkit listrik, karbon bisa menjadi sumber untuk energi lainnya.
2. Tenaga Nuklir NextGen
Konsep reaktor nuklir banyak diteliti oleh para ilmuwan karena dapat menghasilkan energi tak terbatas.
Ilmuwan di Jepang mencoba membuat reaktor nuklir yang terendam di bawah laut. Reaktor NextGen ini diklaim aman dari badai di laut.
Selain itu, karena terendam di dasar laut, reaktor lebih mudah didinginkan. Energi untuk mendinginkan reaktor juga alami karena hanya menggunakan dinginnya air laut.
3. Tenaga Angin
Tenaga angin bisa menjadi sumber energi alternatif. Para ilmuwan percaya, tenaga angin bisa menjanjikan penggunaan dalam lingkup besar untuk 25 tahun ke depan.
Hal itu karena kemajuan teknologi turbin yang memanfaatkan ilmu aeronautika untuk memperoleh jumlah energi maksimum dari setiap hembusan angin.
Turbin angin juga akan semakin banyak ditanamkan di negara dengan lepas pantai, seperti Denmark. Denmark sendiri sudah membuktikan manfaat tenaga angin yang menyediakan sepertiga dari permintaan energi negara itu.
Instalasi lepas pantai seperti peternakan Anholt 111 turbin, yang diselesaikan tahun lalu, menyediakan daya sekitar 1,27 gigawatt, cukup untuk memberi daya pada lebih dari 1 juta rumah tangga.
4. Panas Bumi
Energi geotermal diperkirakan akan meningkat pesat karena para ilmuwan meneliti cara untuk memanfaatkan energi yang berada di dalam inti bumi ini.
Para peneliti di Islandia telah menghabiskan beberapa tahun mengebor langsung ke gunung berapi untuk mengakses air yang sangat panas dan deposit magma, dengan tujuan mengembangkan sumber daya bersuhu tinggi menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang jauh lebih produktif.
5. Teknologi Luar Angkasa
Teknologi berbasis ruang angkasa, memungkinkan kita memanen hidrogen yang terkandung di sistem tata surya kita untuk menggerakkan energi di bumi, atau menyerap sinar matahari langsung sepanjang waktu dan memancarkannya kembali menjadi energi terbarukan, seperti dilansir dari CNBC.
6. Bahan Bakar Bertenaga Surya
Ide untuk mengubah sinar matahari, air, dan karbondioksida menjadi energi kimia yang dapat digunakan kembali, disimpan seperti layaknya bensin, telah menjadi impian para ilmuwan di dunia.
Dilansir dari National Geographic, sinar matahari yang jatuh di atas lapisan semikonduktor mendorong elektron, menciptakan arus. Namun di awal, opsi ini membutuhkan biaya besar. Beberapa negara maju telah menggunakan energi ini, seperti salah satu kota di Jerman, Leipzig.
Bahan bakar matahari melibatkan pengambilan karbon dioksida yang ditangkap dari atmosfer dan memisahkan atom karbon dari molekul tersebut.
Kemudian, dengan memecah atom hidrogen dari air, menggunakan karbon dan hidrogen lalu membuat hidrokarbon, entitas kimia yang sama yang menyusun bahan bakar fosil yang kita gunakan saat ini.
Jika peneliti dapat menemukan cara untuk membuat reaksi kimia ini bekerja dalam skala besar mereka akan memiliki cara untuk mengubah energi matahari menjadi media yang dapat disimpan, sambil terus mendaur ulang energi surya tersebut.