Janet Yellen Dipastikan Menjadi Menteri Keuangan Perempuan Pertama AS

0
507

Janet Yellen dipastikan menjadi menteri keuangan perempuan pertama AS setelah Senat AS memberikan persetujuan.

Yellen, yang mengepalai bank sentral AS dari 2014 hingga 2018, didukung para anggota Komisi Keuangan Senat AS secara bipartisan.

Di dalam kabinet pemerintahan Presiden Joe Biden, Yellen akan bertanggung jawab memandu penanganan ekonomi AS yang terpuruk akibat pandemi virus corona.

Dalam sesi tanya jawab di Kongres AS pada 19 Januari lalu, Yellen mendesak para anggota parlemen untuk menyetujui dana bantuan serta stimulus ekonomi sebesar triliunan dollar. Menurutnya, para anggota parlemen harus “melakukan hal besar” tanpa mengkhawatirkan utang nasional.

Sejumlah senator dari Partai Republik mewanti-wanti mantan kepala bank sentral AS tersebut bahwa ini bukan saatnya mewujudkan beragam rencana terkait reformasi liberal.

Yellen tidak sepakat dengan pernyataan itu. Dia menyoroti kenyataan bahwa banyak keluarga yang pendapatannya merosot tapi tidak dijangkau program bantuan untuk pengangguran.

Dia menegaskan rencana menaikkan pajak harus dipandang dari konteks membiayai investasi-investasi besar yang diperlukan guna membuat ekonomi AS lebih kompetitif.

“Fokusnya sekarang bukan peningkatan pajak. Fokusnya pada program-program untuk membantu kita melalui pandemi ini,” cetusnya.

Siapa Janet Yellen?

Janet Yellen sebelumnya mengepalai Bank Sentral AS alias US Federal Reserve. Dia dikenal sebagai sosok yang memfokuskan dampak kebijakan bank sentral terhadap tenaga kerja dan ongkos dari meningkatnya ketidaksetaraan di AS.

Sebelum Barack Obama mengangkatnya menjadi kepala Bank Sentral AS pada 2014, dia telah bertugas sebagai salah satu anggota dewan institusi tersebut selama 10 tahun, termasuk empat tahun sebagai wakil ketua.

Donald Trump menghentikan tradisi Washington ketika dirinya tak memilih Yellen untuk melanjutkan masa jabatan kedua selama empat tahun.

Terlepas dari itu, kemampuan Yellen menduduki jabatan ekonom kelas wahid menjadikan dia sebagai ikon feminis di dunia ekonomi.

Ketika dia meninggalkan the Fed pada 2018, banyak orang menyanjung kepemimpinannya dengan meniru gaya busananya, yakni jas blazer dengan kerah dinaikkan.

Yellen dipandang sebagai seseorang yang mampu memuaskan para anggota Partai Demokrat baik dari faksi progresif maupun sentris.

Usulan agar dia diangkat memimpin Bank Sentral pada 2014 juga didukung sejumlah politisi dari Partai Republik.

Fokusnya pada tenaga kerja, alih-alih inflasi, menebalkan reputasinya yang memilih menurunkan suku bunga sehingga rakyat lebih mudah meminjam uang guna menggerakkan aktivitas ekonomi.

Namun, di bawah kepemimpinannya, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak 2008, meskipun tidak seagresif dari yang diusulkan pengamat ekonomi berhaluan konservatif.

Kemampuannya memimpin dalam proses tersebut mendapat sanjungan dari Wall Street, walau masih ada perdebatan.