Tahun 2020 menandai keberhasilan pengembangan teknologi pesawat bertenaga listrik dengan suksesnya penerbangan Grand Caravan Cessna 208B. Pesawat komersial bertenaga listrik terbesar ini membuat rekor dengan terbang ke langit untuk pertama kalinya dan melakukan penerbangan tanpa emisi pada Mei 2020.
Grand Caravan Cessna 208B yang sudah sepenuhnya menggunakan tenaga listrik ini, lepas landas dari landasan pacu di Washington, AS pada 28 Mei 2020 waktu setempat, dan terbang selama 28 menit pada kecepatan 114mph (183 km per jam).
Dikutip dari Slash Gear, pesawat yang disebut juga sebagai eCaravan ini dapat menampung 10 hingga 14 penumpang, namun dalam uji penerbangan perdana ini, pilot akan membawa pesawat tanpa penumpang.
magniX selaku perusahaan pembuat mesin, berharap pesawat listrik bisa memasuki layanan komersial pada akhir 2021 dan memiliki jangkauan 100 mil.
Sebelum pandemi COVID-19 melanda, penerbangan adalah salah satu sumber emisi karbon dan mendorong keadaan darurat iklim. Sejumlah perusahaan pun mengusahakan adanya pesawat bertenaga listrik.
CEO magniX, Roei Ganzarski, mengatakan saat ini operasional pesawat sangat mahal dan mencemari lingkungan. Sementara itu, pesawat listrik biayanya 40-70% lebih murah untuk hitungan per-jam penerbangan.
“Itu berarti maskapai dapat menerbangkan lebih banyak pesawat ke bandara yang lebih kecil. Ini pengalaman yang memangkas waktu satu tempat ke tempat lain, tanpa emisi CO2 yang berbahaya,” ujarnya seperti dikutip dari The Guardian.
Ganzarski juga yakin bahwa semua penerbangan berjarak kurang dari 1.000 mil akan sepenuhnya menggunakan listrik dalam waktu 15 tahun mendatang. Namun menurutnya, masalah energi baterai saat ini bukan dalam posisi yang menjanjikan.
Untuk mewujudkannya, dibutuhkan terobosan besar dalam mengurangi berat baterai sebelum pesawat besar dapat diterbangkan dalam jarak yang signifikan, hanya dengan tenaga listrik. Sumber daya lain untuk pesawat yang juga sedang diuji adalah sel bahan bakar hidrogen dan biofuel.
Industri penerbangan sangat diatur ketat dalam memastikan keselamatan. Tetapi magniX berharap dengan peningkatan kemampuan pesawat bertenaga listrik yang ada, proses sertifikasi bisa lebih cepat diperoleh.
Pada Juni 2019, perusahaan lain bernama Ampaire, menerbangkan pesawat yang ditenagai mesin bahan bakar fosil listrik hibrida di California, AS. Analis di bank investasi UBS saat itu mengatakan, industri penerbangan akan bergerak ke arah mesin hibrida dan pesawat bertenaga listrik untuk rute yang panjangnya kurang dari 1.000 mil dan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang.