Desa Sumurgeneng di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur sedang ramai diperbincangkan, karena kabarnya menjadi Kampung Miliarder Tuban.
Nama Kampung Miliarder Tuban viral sejak kabar kalau warga desa yang mayoritas petani mendadak kaya usai proyek pembebasan lahan.
Para warga menerima uang pembebasan lahan untuk proyek kilang minyak dan petrokimia Grass Root Refinery (GRR).
Proyek kilang minyak GRR ini melibatkan tiga desa, yakni Kaliuntu, Wadung, Sumurgeneng.
Khusus di Sumurgeneng lahan yang dibebaskan seluas 225 hektare dengan jumlah pemilik 225 orang.
Setidaknya 225 warga menerima pembayaran pembebasan lahan dengan kisaran harga Rp600 ribu – Rp800 ribu per meter.
Transaksi tertinggi pembebasan lahan bakal satu orang mencapai Rp25 miliar.
Tapi Kampung Miliarder bukan satu-satunya tempat yang patut dilirik saat mengunjungi Tuban. Berikut sejumlah destinasi wisata di Tuban yang berpemandangan apik dan juga wajib didatangi:
1. Klenteng Kwan Sing Bio
Tuban dikenal dengan sebutan sebagai Bumi Wali, tapi masyarakat di sini masih memiliki rasa toleransi yang besar, buktinya dengan keberadaan Klenteng Kwan Sing Bio.
Klenteng ini berdiri menghadap lautan lepas, dan umat yang beribadah di sana percaya kalau posisi tersebut bisa membuat doa lebih cepat terkabul.
2. Air Terjun Nglirip
Berada di Dusun Jojogan, air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter. Saat musim kemarau percikan airnya yang jatuh ke kolam bakal nampak seperti biru turkis.
Mitos mengatakan bahwa pasangan yang mendatangi air terjun ini bakal putus cinta usai 40 hari datang bersama.
Selain Air Terjun Nglirip, Tuban juga punya Air Terjun Bongok yang berada di tengah hutan jati dan bukit kapur, lalu Air Terjun Wukirharjo yang dikelilingi tebing berwarna kuning, Air Terjun Sanggrahan, Air Terjun Banyu Langse, Air Terjun Gajahan, Air Terjun Kedung Bonjor, dan Mata Air Krawak.
3. Danau Njowo
Bekas penambangan kapur yang digenangi air menjadi objek wisata baru yang disebut Danau Njowo.
Lokasinya berada di Desa Samben. Objek wisata ini ramai didatangi oleh pengunjung yang ingin wisata fotografi.
Hati-hati saat melangkah di atas bebatuannya yang licin.
Selain Danau Njowo, terdapat juga objek wisata Batu Kapur Rengel yang berada tak jauh dari Gua Nyerong.
4. Pantai Remen
Pantai yang berada di Desa remen ini berpemandangan indah, lengkap dengan hamparan pasir putih dan air laut jernih yang seakan membiru.
Tapi Pantai Remen bukan satu-satunya pantai di Tuban, karena ada juga Pantai Sowan, Pantai Boom, Pantai Kelapa, dan Pantai Cemara yang selalu ramai didatangi warga sekitar dan turis.
Konon katanya, dulu Pantai Boom adalah pelabuhan kuno di masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
Sementara di Pantai Cemara, pengunjung bisa menikmati suasana teduh bukan dari rimbunnya pohon kelapa, melainkan pohon cemara.
5. Gua Akbar
Stalakmit dan stalaktit bakal menyambut wistawan begitu memasuki Gua Akbar, yang berlokasi di belakang Pasar Baru Tuban
Selain pahatan perut bumi, ada juga fosil biota laut purba yang semakin menegaskan kalau Tuban menjadi jejak perabadan pada jutaan tahun lalu.
Selain Gua Akbar, Tuban juga masih punya objek wisata gua lain yang patut dikunjungi, seperti; Gua Ngerong, Gua Suci, Gua Kancing, dan Gua Putri Asih.
6. Makam Sunan Bonang
Sunan Bonang ialah salah satu Wali Songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di daerah Tuban.
Lagu ‘Tombo Ati’ yang populer dinyanyikan kala Ramadhan awalnya merupakan lagu ciptaan Sunan Bonang.
Makamnya berlokasi di Desa Kutorejo dan hingga saat ini masih ramai didatangi peziarah.
Di dekat Makam Sunan Bonang terdapat Museum Kambang Putih yang menyimpan koleksi musik dan dokumentasi band legendaris Koes Plus.
Masjid Agung Tuban, yang merupakan masih tertua di sini, juga patut dikunjungi.
7. Pesantren ‘Perut Bumi’ Syekh Maulana Maghrobi
Jika biasanya pondok pesantren berada di bukit atau gunung, maka sekolah dan tempat ibadah ini berada di perut bumi alias gua.
Berlokasi di Dusun Wire, Desa Kedungombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tempat ini dikenal dengan sebutan Pesantren Perut Bumi.
Pondok pesantren ini berada di bawah tanah sedalam 20 meter. Luas areanya sekitar tiga hektare.
Sirkulasi udara dan tata cahaya telah ditempatkan, namun pengunjung masih harus berjalan di antara bebatuan untuk mencapai satu ruangan ke ruangan lainnya.
Pahatan bebatuan alam yang masih terjaga keasliannya juga menghiasi tembok dan langit-langit ruangan.
Sumber : CNN [dot] COM